BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebuah
organisasi yang baik ditandai dengan baiknya manajemen pengelolaan organisasi
tersebut. Manajemen sebuah organisasi secara umum memiliki empat unsur yaitu:
POAC. Planning, organizing, actuating, dan controlling. Ke-empat unsur
manajemen ini membuat sebuah organisasi berjalan baik, dan memperoleh hasil
yang maksimal.
Bimbingan
dan konseling adalah sebuah organisasi, karena itu seyogyanya bimbingan dan
konseling memiliki manajemen yang baik. Manajemen dalam bimbingan dan konseling
bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan
dan agar adanya kesatuan perintah diantara pelaku bimbingan dan konseling.
Karena itu manajemen pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan agar
pelayanan menjadi terarah dan dapat dievalusi. Hasil evaluasi itu digunakan
untuk meningkatkan pelayanan selanjutnya.
Pelaksanan
prinsip POAC dalam bimbingan dan konseling sama dengan organisasi secara umum,
yang membedakannya adalah objek yang diatur. Dalam organisasi perusahaan yang
menjadi fokus kesatuan perintahnya adalah kinerja karyawan dalam pembuatan
produk. Sedangkan dalam bimbingan dan konseling yang menjadi fokus kesatuan
perintah adalah pelaksanaan layanan. Untuk lebih jelasnya akan kami jelaskan
dalam bentuk makalah sebagai berikut.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Makna
Manajemen Pelayanan Konseling
Dalam konteks pelayanan Bimbingan dan Konseling,
manajemen pelayanan Konseling berarti proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan aktivitas-aktivitas pelayanan bimbingan dan
konseling dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Manajemen pelayanan BK juga berarti bekerja dengan orang-orang
untuk menentukan, mengintepretasikan, dan mencapai tujuan pelayanan bimbingan
dan konseling dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pegarahan dan kepemimpinan, serta pengawasan.
Pelayanan bimbingan dan konseling meniscayakan
manajemen agar tercapai efisiensi dan efektivitas serta pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Oleh sebab itu setidaknya ada tiga alasan mengapa manajemen
itu diperlukan dalam dunia pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu pertama, untuk mencapai tujuan. Kedua untuk menjaga keseimbangan di
antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan (apabila ada). Manajemen
diperlukan dalam menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan apabila ada yang saling bertentangan dari pihak-pihak
tertentu, seperti kepala sekolah, para guru, dan pihak-pihak lainnya. Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas. Efeisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suasana pekerjaan
dengan benar atau merupakan perhitungan rasio antara keluaran dengan masukan.
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan
yang tepat untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah yang efektif atau koordinator
layanan BK yang efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau
metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan sekolah atau tujuan Bimbingan
dan Konseling.
B.
Unsur
Pengelolaan
Unsur-unsur pokok pengelolaan, sebagaimana telah
dikemukakan oleh ahli-ahli management,
perlu diterapkan pada setiap kali penyelenggaraan kegiatan layanan/pendukung,
yaitu POAC :
P : Planning
O : Organizing
A : Actuating
C : Controlling
1. Pertama,
perencanaan (Planning). Perencanaan merupakan persiapan permulaan ke arah
pencapaian tujuan. Perencanaan merupakan proses untuk mempersiapkan mengenai sistem,
taktik, teknik, metode, personalia, dan fasilitas yang akan digunakan dalam
melaksanakan kegiatan. Perencanaan dalam bimbingan dan konseling akan
sangat menentukan proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Pelayanan bimbingan konseling sebagai suatu proses kegiatan, membutuhkan
perencanaan yang matang dan sistematis dari mulai penyusunan program hingga
pelaksanaannya.
2. Kedua,
Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian merupakan langkah lanjut setelah
perencanaan dilakukan. Langkah ini merupakan pengaturan lebih lanjut tentang
jenis-jenis pekerjaan, alokasi tugas, personalia yang menjalankan pekerjaan,
biaya, dan penyediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Wujud kegiatan organizing adalah proses pengaturan,
penyusunan, dan pengorganisasian. Dengan pengorganisasian,semua prasarana dan
sarana yang diperlukan sedapat-dapatnya telah menjadi siap pakai dan siap
jalan. Pengorganisasian dalam pelayanan konseling merujuk bagaimana
pelayanan bimbingan dan konseling dikelola atau diorganisasi. Dengan
pengorganisasian itu semua prasarana dan sarana yang diperlukan
sedapat-dapatnya telah menjadi siap pakai dan siap jalan
3. Ketiga,
pelaksanaan (actuating). Berdasarkan hasil perencanaan dan pengorganisasian
selanjutnya ditindak lanjuti dengan menggerakan seluruh sumber daya dalam
aktivitas mencapai tujuan berdasarkan aturan dan kebijakan yang telah
diorganisasikan. Tindakan-tindakan yang memungkingkan semua tugas dijalankan
dengan memanfaatkan sumber daya inilah yang disebut dengan proses penggerakan.
Dalam pengelolaan satuan lembaga, pelaksanaan meliputi keseluruhan kegiatan
yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling yang telah tersusun dalam
program.
4.
Keempat, pengawasan (controlling). Penilaian dilaksanakan terhadap pelaksanaan proses
layanan dn juga hasil dari layanan yang dilaksanakan. Dalam tahap
penilaian, pemahaman penilaian secara sempit menyangkut penilaian hasil,
sedangkan secara luas penilaian mengandung unsur pengembangan dan pembinaan.
Prinsip ini dalam pelayanan konseling berkenaan dengan bagaimana melakukan
pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan bimbingan dan konseling mulai dari
penyusunan rencana program hingga pelaksanaannya. Pengawasan penting
dilaksanakan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya. Implementasi
program dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan BK pun perlu mendapatkan
pengawasan dan penilaian. Setelah dilakukan penilaian, maka langkah selanjutnya
yang dilakuakan adalah melakukan tindak lanjut dari hasil penilaian tersebut.
Karena sebaik-baiknya penilaian tidak akan memiliki makna-guna ketika tidak
dilakukan tindak lanjut. Dengan demikian unsure pokok dalam pengelolaan
pelayanan konseling dapat dikembangkan menjadi POAC
Plus. Hal ini juga sesuai dengan South
Carolina Guidance and Counseling Writing Team, “evaluation is a process for determining the effectiveness of the
guidance and counseling program. The purpose of evaluation is to provide data
and a vehicle for drawing conclusions and making decisions, recommendations and
plans to improve and revise the guidance and counseling program and the
personnel implementing the program. The evaluation process should be
systematic, comprehensive and on going”.
C.
Pengelolaan
dalam Satuan Lembaga
Dalam
lembaga seperti sekolah/madrasah, pengelolaan pelayanan konseling tetap
merupakan penerapan POAC (POAC Plus) tersebut di atas. Plus yang dimaksudkan itu
adalah tindak lanjut yang dapat meliputi upaya pengembangan dan pembinaan,
serta penguatan pelaksanaan layanan/ kegiatan pendukung untuk mencapai hasil
yang lebih tinggi. Gambarannya sebagai berikut
Pengelolaan
Pelayanan konseling
di
Sekolah/Madarasah
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling sangat bertanggung jawab dalam pelaksanaan
Program. Kepala sekolah dalam hal ini dapat secara langsung mengawasi pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling, kepala sekolah juga bisa menjalin berbagai hubungan/
relasi dengan berbagai pihak. menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana
yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, dan memberikan
kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah.
Konselor memiliki tugas memasyarakatkan
kegiatan bimbingan dan konseling (terutama kepada siswa), merencanakan program
bimbingan dan konseling bersama kordinator BK, merumuskan persiapan kegiatan
bimbingan dan konseling, melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap
siswa yang menjadi tanggung jawabnya, mengevaluasi proses dan hasil kegiatan
layanan bimbingan dan konseling, menganalisis hasil evaluasi, melaksanakan
tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian, mengadministrasikan
kegiatan bimbingan dan konseling, mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan
kepada koordinator guru pembimbing atau kepada kepala sekolah, menampilkan
pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat beribadah,
jujur; bertanggung jawab; sabar; disiplin; respek terhadap pimpinan, kolega,
dan siswa) serta berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang
menunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Guru Mata Pelajaran bertugas membantu
memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa, melakukan kerja
sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan
bimbingan dan konseling, mengalihtangankan (merujuk) siswa yang memerlukan
bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing, mengadakan upaya tindak lanjut
layanan bimbingan dan konseling (program perbaikan dan program pengayaan, atau remedial
teaching), memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan
bimbingan dan konseling dari guru pembimbing, membantu mengumpulkan informasi
yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan dan konseling, serta menerapkan
nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau berinteraksi dengan siswa, seperti:
bersikap respek kepada semua siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, atau berpendapat, memberikan reward
kepada siswa yang menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi
sebagai figur moral yang berfungsi sebagai ”uswah hasanah”.
Wali Kelas bertugas membantu guru
pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung
jawabnya, membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan
konseling, memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing
untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling, serta menginformasikan kepada
guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan secara khusus dalam belajarnya.
TU ber-POAC untuk tugas ketatausahaan.
Perlu di pahami bahwa pengorganisasian
tidak bisa di lakukan dengan asal-asalan. Pengorganisasian pada setiap satuan
pendidikan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyeluruh,
yaitu mencakup unsur-unsur penting yang terlibat di dalam sebuah satuan
pendidikan yang ditujukan bagi optimalnya bimbingan dan konseling.
2. Sederhana,
maksudnya dalam pengambilan keputusan/kebijaksanaan jarak antara pengambil
kebijakan dengan pelaksananya tidak terlampau panjang. keputusan dapat dengan
cepat diambil tetapi dengan pertimbangan yang cermat, dan pelaksanaan layanan/
kegiatan bimbingan dan konseling terhindar dari urusan birokrasi yang tidak
perlu.
3. Luwes
dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya pengembangan yang
berguna bagi pelaksanaan dan tugas-tugas organisasi, yang semuanya itu bermuara
pada kepentingan seluruh peserta didik.
4. Menjamin
berlangsungnya kerja sama, sehingga semua unsur dapat saling menunjang dan
semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi kelancaran dan keberhasilan
pelayanan bimbingan dan konseling untuk kepentingan peserta didik.
5. Menjamin
terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut, sehingga
perencanaan pelaksanaan dan penilaian program bimbingan dan konseling yang
berkualitas dapat terus dilakukan.
Agar pengorganisasian kegiatan bimbingan
dan konseling dapat mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah, maka beberapa hal yang perlu di perhatikan (Sukardi, 1995:33),
antaranya :
1. Semua
personil sekolah, meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator
bimbingan dan konseling, Guru pembimbing, Guru mata pelajaran, wali kelas dan
staf administrasi.
2. Mekanisme
kerja, pola kerja, atau prosedur kerja bimbingan dan konseling harus tunggal
sehingga siswa tidak menjadi bingung karena adanya berbagai bentuk layanan
bimbingan dan konseling yang serupa dan di laksanakan oleh petugas yang berbeda
3. Tugas,
tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing petugas yang terlibat dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus di rinci dengan jelas,
sehingga masing-masing petugas bimbingan akan dapat memahami dan mengerti
kewajiban dan tanggung jawab masing-masing.
D.
Penilaian Hasil Layanan
Prayitno dalam Amirah Diniaty (2012:72),
mengungkapkan sasaran evaluasi BK berorientasi pada perubahan tingkah laku
(termasuk di dalamnya pendapat, nilai, sikap, serta perkembangan siswa). Oleh
karena itu, evaluasi BK tidak dapat diberikan dalam bentuk ulangan, pemeriksaan
hasil pekerjaan rumah, tes atau ujian, melainkan diberlakukan dalam proses
pencapaian kemajuan perubahan tingkah laku dalam perkembangan siswa atau klien.
Secara
khusus menurut Bramer & Shostrom dalam Amirah Diniaty (2012:73), perolehan
klien dari layanan yang dijalani dapat diidentifikasikan melalui berkembangnya:
Understanding, Comfort and Action,
artinya ada pemahaman baru, perasaan positif, dan rencana kegiatan yang dibuat
oleh klien.
Secara
jelas, kriteria keberhasilan pelayanan konseling kepada murid dalam satuan
lembaga menurut Koestoer Partowisastro dalam Amirah Diniaty (2012:78), antara
lain:
1. Menerima
diri sendiri, baik mengenai kekuatan, maupun kelemahannya, sehingga dapat
membuat rencana untuk menentukan cita-cita dan membuat keputusan-keputusan yang
realitas.
2. Memperoleh
pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai dunia sekitarnya, sehingga dapat
memperoleh tingkat sosial yang selaras dalam pergaulan.
3. Dapat
memahami dan memecahkan masalahnya sendiri.
4. Dapat
memilih secara tepat dan menyelesaikan program studi dan berhasil sesuai dengan
tingkat kemampuannya.
5. Dapat
memilih pendidikan lanjutan secara tepat, sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.
6. Dapat
memilih rencana dan lapangan kerja/jabatan yang tepat dan sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuannya.
7. Memperoleh
bantuan khusus dalam mengatasi kesulitan belajar, sehingga dapat mengembangkan
dan meningkatkan kepribadiannya secara menyeluruh.
8. Memperoleh
bantuan dan pelayanan dari orang-orang atau badan-badan lain di luar sekolah,
untuk memecahkan masalahnya yang tidak mampu dipecahkannya dengan pelayanan
langsung dari sekolah.
Setiap penyelenggaraan layanan konseling dituntut
menghasilkan sesuatu secara signifikan menunjang pengembangan KES dan/atau
penanganan KES-T pada diri subjek yang dilayani. Keberhasilan layanan dimaksud
itu difokuskan pada aspek-aspek AKUR, yang berarti:
A : Acuan
K : Kompetensi
U : Usaha
R : Rasa
1.
Acuan;
Layanan dikatakan berhasil ketika dalam diri siswa telah memperoleh acuan
positif untuk berperilaku KES. Acuan merupakan orientasi tujuan yang hendak
hendak dicapai oleh individu dalam berperilaku. Ketika individu telah memilki
orientasi, landasan, dan tujuan (visi) untuk berpeilaku positis, KES maka
layanan yang diselenggarakan telah berhasil.
2.
Kompetensi:
Acuan tersebut tidak akan memilki nilai yang maksaimal dalam pengembangan KES
ketika individu tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam mencapai
KES. Dengan demikian, layanan konseling akan dikatakan berhasil ketika telah
membekali individu kompetensi yang dibutuhkan ddalam membangun acuan positif,
yang secara bersinergi mendukung dalam usaha
3.
Usaha;
usaha adalah aplikasi dari acuan yang telah dimiliki dan didukung oleh
kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai prilaku yang KES. Kemampuan
individu untuk melakukan usaha yang efektif dalam mencapai tujuan hidup yang
hendak dicapai adalah indikator dari pelaksanaan layanan konseling yang
berhasil.
4.
Rasa:
Setelah individu memilki acuan yang positif, kompetensi , dan mampu
melaksanakan usaha demi mencapai tujuan hidup yang hendak dicapai, keberhasilan
layanan konseling lebih jauh dapat dilihat dari kondisi rasa pada diri individu. Rasa tersebut
meliputi: rasa diri, rasa sosial, rasa nilai/moral dan rasa spiritual.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen pelayanan BK berarti proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan aktivitas-aktivitas
pelayanan bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Unsur-unsur pokok pengelolaan, sebagaimana telah dikemukakan oleh ahli-ahli
management, perlu diterapkan pada
setiap kali penyelenggaraan kegiatan layanan/pendukung, yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling). Masing-masing komponen di sekolah/madrasah menyelenggarakan
POAC sesuai dengan tugas pokok masing-masing. Guru ber-POAC untuk fokus tugas
PMP/PMP-T melalui modus pengajaran; konselor ber-POAC untuk fokus tugas
KES/KES-T melalui modus pelayanan konseling; wali kelas ber-POAC tugas
administrasi kelas; TU ber-POAC untuk tugas ketatausahaan; dan pimpinan
sekolah/madrasah ber-POAC untuk mengarahkan dan mengendalikan terlaksananya
tugas pokok masing-masing komponen. Setiap penyelenggaraan layanan konseling dituntut
menghasilkan sesuatu secara signifikan menunjang pengembangan KES dan/atau
penanganan KES-T pada diri subjek yang dilayani. Keberhasilan layanan dimaksud
itu difokuskan pada aspek-aspek AKUR (Acuan, Kompetensi,
Usaha, dan Rasa).
B.
Saran
Kepada pembaca
diharapkan untuk terus meningkatkan pemahaman maupun kompetensi yang berkaitan
dengan penyelenggaraan layanan konseling. Dalam melaksanakan pelayanan
konseling harus mengacu pada aspek-aspek di atas.
KEPUSTAKAAN
Amirah Diniaty. 2012. Evaluasi Bimbingan dan Konseling.
Pekanbaru. Zanafa Publishing.
Prayitno. 2009. Wawasan Profesional Konseling. Padang.
Universitas Negeri Padang
South Carolina Guidance and Counseling Writing Team. 1999. The South Carolina. Comprehensive Developmental Guidance and
Counseling Program Model. South Carolina .South Carolina Department of
Education Columbia. [online]. Tersedia. http://www.statelibrary.sc.gov/scedocs/Ed8332/000147.pdf. [14 oktober 2012]
Dewa
Ketut Sukardi. 1995. Bimbingan dan penyuluhan.
Jakarta. Rhineka cipta.
. 2008. Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling
di sekolah. Jakarta. Rhineka cipta.
Tohirin.
2008. Bimbingan dan konseling di sekolah
dan madrasah. Jakarta. PT Raja
grafindo persada.
Easy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT
BalasHapusWell over 160 thousand women and men are losing weight with a simple and SECRET "liquid hack" to drop 1-2lbs each and every night as they sleep.
It is effective and it works on anybody.
Here's how you can do it yourself:
1) Hold a clear glass and fill it with water half the way
2) Now use this weight loss hack
and you'll be 1-2lbs skinnier as soon as tomorrow!