Pages

Rabu, 07 November 2012

Hipotesis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penelitian salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang sesuatu, mendorong manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan, ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana bentuk/pola hubungan dalam penelitiannya, bagaimana pola berpikir dalam menyusun hipotesis dan jenis-jenis hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga pola hubungan variabel yang berkaitan dengan penarikan hipotesis.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1.      Apa pengertian hipotesis ?
2.      Apa saja fungsi hipotesis?
3.      Bagaimana karakteristik hipotesis yang baik?
4.      Apa saja jenis-jenis hipotesis?
5.      Bagaimana pola hubungan dalam penelitian?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal  dari kata hypo yang berarti kurang dan thesa yang artinya pendapat. Oleh sebab itu secara etimologis hipotesis diartikan sebagai pernyataan yang belum mendapatkan thesa.
Menurut Gay, Mills, Airasian (2009:71), “a hypothesis is a researcher’s prediction of the research findings, statement of the research expectations about the relation among the variables in the research topic”. John W Creswell (2008) memberikan definisi, “hypothesis are statements in quantitative research in which the investigator makes a prediction or a conjecture about the outcome of a relationship among attributes or characteristics”.
Menurut Bruce W. Tuckman (1972:75), “could be defines as an expectation about  the based on generalization of the assumed relationship between variables”. Best, John W, Kahn, James V (2003:11) memberikan definisi “The research or scientific hypothesis is a formal affirmative statement predicting a single research outcome, a tentative explanation  or the relationship between two or more variables”.
Menurut Nanang Martono (2010:57), hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji atau rangkuman kesimpulan secara teoritis yang diperoleh melalui tinjauan pustaka. James E Greighton dalam Nanang Martono (2010:57), hipotesis merupakan sebuah dukungan tentative atau sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati. Lungberg dalam Nanang Martono (2010:57), mendefinisikan hipotesis sebagai sebuah generalisasi yang bersifat tentative, sebuah generalisasi tentative yang valid yang masih arus diuji. Menurut Goode dan Han dalam Nanang Martono (2010:58), hipotesis adalah sebuah proposisi yang harus dimasukan untuk menguji dan menentukan validitas, sebuah hipotesis menyatakan apa yang akan dicari.
Nachmias dalam A Muri Yusuf (2005: 163), menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban tentative terhadap masalah-masalah penelitian. Jawaban itu dinyatakan dalam hubungan dalam bentuk variabel bebas dan terikat. Fraenkel dan Wallen dalam A Muri yusuf (2005: 163), menyatakan hipotesis adalah :”a tentative, reasonable, testable assertion regarding the occurrence of certain behaviors, phenomena, or event: a prediction of study outcome”. Menurut Kerlinger hipotesis adalah pernyataan kira-kira atau dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut A Muri Yusuf (2005: 163), hipotesis adalah kesimpulan sementara yang belum final; suatu jawaban sementara; suatu dugaan sementara; yang merupakan konstruk peneliti terhadap masalah penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Kebenaran dugaan tersebut harus dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah.

B.     Fungsi Hipotesis
Ada beberapa pendapat tentang fungsi hipotesis berdasarkan ahli.  Menurut George J Mouley dalam Nanang Martono (2010:60), fungsinya antara lain:
1.      Hipotesis memberikan arahan dalam penelitian yang berguna untuk mencegah kajian literature dan pengumpulan data yang tidak relevan.
2.      Hipotesis menambah kepekaan peneliti mengenai aspek-aspek tertentu dari situasi yang tidak relevan dari sudut pandang masalah yang dihadapi.
3.      Hipotesis memungkinkan peneliti untuk memahami masalah yang diteliti dengan lebih jelas
4.      Hipotesis digunakan sebagai sebuah kerangka untuk meyakinkan peneliti.
Menurut Donald (1982:121) antara lain:
1.      Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2.      Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
3.      Hipotesis memberikan arah kepada penelitian,secara sederhana hipotesis menunjukkan kepada peneliti apa yang harus dilakukannya berkaitan dengan fakta, sampel, dan analisis penelitian yang akan digunakan 
4.      Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

C.    Karakteristik Hipotesis yang Baik
Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald (1982:124) antara lain:
1.      Hipotesis harus memiliki daya penjelas, yaitu hipotesis dikatakan baik jika didukung dengan penjelasan yang baik tentang masalah yang akan diteliti. Contoh: ketika spidol anda tidak bisa lagi digunakan untuk menulis anda memberikan hipotesis bahwa kursi anda patah. Penjelasan ini tidak tepat dan tidak menunjang hipotesis. Hipotesis yang menjelasan bahwa tinta spidol anda habis adalah benar dan perlu diuji. 
2.      Hipotesis menjelaskan hubungan antar variabel-variabel. Maksudnya adalah meskipun ada pernyataan sebagai jawaban sementara akan tetapi tidak menunjukkan hubungan antar variabel maka hipotesis itu tidak dapat diuji. Contoh: “mesin mobil ini tidak akan hidup dan mesin ini memiliki jaringan kabel-kabel” pernyataan ini tidak menunjukkan hubungan antar variabel yang dapat diuji, namun jika pernyataan  berbunyi “akan terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam” maka hipotesis ini memenuhi syarat. Yaitu memiliki hubungan antar variabel yang dapat diuji
3.      Hipotesis harus dapat diuji, hipotesis yang baik harus dapat diuji. Peneliti dapat menarik kesimpulan dan perkiraan sedemikian rupa dari hipotesis yang dirumuskan. Contohnya “kerusakan mobil itu diakibatkan oleh dosa-dosa saya” merupakan hipotesis yang tidak dapat diuji didunia ini. Artinya adalah jika variabel tidak dapat diukur maka peneliti tidak mungkin dapat menguji validitas hipotesis tersebut atau tidak dapat menguji hipotesis.
4.      Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, artinya tidak bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hukum- hukum yang telah ada sebelumnya dan telah diakui validitasnya, contoh: “mesin mobil saya mati karena air akinya berubah menjadi emas” merupakan hipotesis yang tidak sesuai dengan apa yang telah diketahui orang tentang sifat-sifat benda, yaitu air aki yang berubah menjadi emas bertentangan dengan sifat benda. Sehingga hipotesis hendaknya dibuat sesuai dengan pengetahuan yang sudah mapan dibidang itu.
5.      Hipotesis hendaknya dibuat sesederhana dan seringkas mungkin, tujuannya adalah agar mudah diuji dan memudahkan dalam penyusuan laporan.

D.    Jenis-Jenis Hipotesis
Jenis-jenis hipotesis berdasarkan hubungan antar variabel dalam Nanang Martono (2010:63), yaitu:
1.      Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang menggambarkan  sebuah kelompok atau variabel tanpa menghubungkan dengan variabel lain. Hipotesis deskriptif juga mampu memberikan gambaran atau deksripsi tentang sampel penelitian. Contoh 70% peduduk di pedesaan bekerja sebagai petani.

2.      Hipotesis asosiasitf
Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel. Hipotesis ini dalam sebuah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menjelaskan hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh jenis kelamin mempengaruhi prestasi belajar.
Neuman dalam Nanang Martono (2010:63), menjelaskan karakteristik hipotesis asosiatif yang baik antara lain:
a)      Mempunyai minimal dua variabel yang dihubungkan
b)      Menunjukan hubungan sebab akibat atau pengaruh mempengaruhi di anatara dua variabel atau lebih
c)      Menunjukan perkiraan atau prediksi mengenai hasil yang diharapkan
d)     Menghubungkan secara logis antara masalah penelitian dengan teori
e)      Dapat diuji kembali dalam fakt-fakta empiris dan menunjukan kebenaran atau kesalahan.

3.      Hipotesis komparatif
Hipotesis komparatif merupakan hipotesis yang menyatakan perbandungan antara sampel atau variabel yang satu dengan variabel lain. Contoh terdapat perbedaan prestasi belajar anatara siswa laki-laki dan perempuan.



Selain hipotesis tersebut, ada jenis hipotesis yang dibedakan berdasaran keberadaan hubungan antar variabel:
1.      H1 (Baca: H satu)
Yaitu hipotesis yang menyatakan keberadaan hubungan di antara dua variable yang sedang dioperasionalkan. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:47), hipotesis alternaitf adalah yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Contoh terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaa diri dengan prestasi belajar.

2.      H0 (Baca: H Nol)
Yaitu hipotesis yang menyatakan ketiadaan hubungan di antara dua variabel yang sedang dioperasionalkan. Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2009:47), hipotesis nol menyatakan ketidak adanya hubungan antara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan Ho. Contoh tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi.
Berdasarkan ruang lingkup besar kecilnya variabel, hipotesis dapat dibagi menjadi hipotesis mayor dan minor.
1.      Hipotesis Mayor adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. Contohnya banyaknya makan berpengaruh pada tingkat kekenyangan
2.      Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor. Contohnya:
a)      Banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan
b)      Banyaknya makan kue berpengaruh pada tingkat kekenyangan.

Berdasarkan cara proses hipotesis itu diperoleh, hipotesis dibagi menjadi dua yakni:
1)      Hipotesis Induktif menurut Gay, Mills, Airasian (2009:73), yakni “the researcher’s observer that certain patterns or association among variables occur in a number of situation and uses these tentative observation to form and inductive hypothesis”. Dalam prosedur induktif, peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang yang diamati. Peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku, memperhatikan kecendrungan-kecenderungan atau kemungkinan adanya hubungan-hubungan, dan kemudian merumuskan penjelasan sementara tentang tingkah laku yang diamati itu (Donald, 1982:124).
2)      Hipotesis Deduktif menurut Gay, Mills, Airasian (2009:73) “derived from theory and provides evidence that supports, expand, or contradict the theory”. Hipotesis ini memiliki kelebihan dapat mengarah pada sistem pengetahuan yang lebih umum, karena kerangka untuk menempatkan secara berarti ke dalam bangunan pengetahuan yang telah ada dalam teori itu tersendiri. Hipotesis yang berasal dari teori dinamakan hipotesis deduktif (Donald, 1982:125).

E.     Hubungan dalam Penelitian
Untuk dapat mengungkapkan hipotesis dengan benar peneliti harus mengetahui pola hubungan dalam penelitian. Ada tiga tipe hubungan dalam penelitian:


1.      Hubungan yang bersifat asymetris
Yakni yang memiliki hubungan atau pengaruh. Jika digambarkan polanya akan terlihat seperti berikut:
Variabel X
 
Variabel Y
 
 


Kepercayaan Diri
 
Motivasi Berprestasi
 
Contoh hubungan kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi:
 


Berdasarkan contoh di atas maka dapat dirumuskan hipotesis antara lain:
a)      Makin tinggi kepercayaan diri maka siswa makin tinggi motivasi berprestasinya.
b)      Terdapat  hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dan motivasi berprestasi.
c)      Tidak terdapat perbedaan motivasi berprestasi siswa laki-laki yang memililiki kepercayaan diri yang tinggi dan yang sedang.

X1
 
Apabila variabel bebasnya lebih dari satu maka polanya:
Y
 
X3
 
X2
 
dAR




Dari skema di tersebut maka dapat disusun beberapa alternatif hubungan sebagai berikut:
X1 mempunyai pengaruh terhadap Y
X2 mempunyai pengaruh terhadap Y
X3 mempunyai pengaruh terhadap Y
X1, X2, dan X3 secara serempak berpengaruh terhadap Y
Untuk mengkaji apakah variabel sejenis memiliki hubungan dapat dilihat dari pola berikut:
 






X1 mempunyai hubungan dengan X2
X2 mempunyai hubungan dengan X3
X1 mempunyai hubungan dengan X3
Y1 mempunyai hubungan dengan Y2

Pengaruh dari bermacam variabel bebas dengan menggunakan variabel antara dapat digambakan secara sistematis beserta contoh sebagai berikut:
 





Hipotesis yang dapat dirumuskan dari skema di atas:
a)      Makin tinggi inteligensi makin tinggi nilai tes masuk
b)      Makin tinggi inteligensi makin tinggi minat belajar
c)      Makin tiggi nilai tes masuk maka makin baik cara belajar
d)     Makin tinggi minat belajar maka makin baik cara belajar
e)      Makin tinggi inteligensi makin baik carabelajar
Atau dinyatakan serempak
f)       Makin tinggi inteligensi, nilai tes masuk, dan minat belajar makin baik prestasi belajar
g)      Makin tinggi inteligensi, makin baik nilai tes masuk, makin baik minat belajar, makin baik cara belaar, makin tinggi prestasi belajar



2.      Hubungan yang bersifat Symetris
Yaitu yang tidak menyatakan adanya pengaruh. Biasanya dilambangkan dengan garis sediki melengkung yang menunjuk pada masing-masing variabel. Contoh:
Panen Jagung
 
Panen Kedelai
 
 

Motivasi

Hubungan di atas menjelaskan hubungan namun tidak diinteprestasikan variabel panen jagung mempengaruhi panen kedelai.
3.      Pola hubungan Reciprocal
Adalah hubungan saling memperkuat masing-masing variabel pada langkah berikutnya. Umpamanya variabel X dan Variabel Y (Pakaian dan Pola Hidup)

Xt1          Yt1
                       Xt2       Yt2
                                           Xt3           Yt3
                                                                   Xt4           Xt4
                                                                
Keterangan:
T1 adalah waktu pada periode pertama
T2 adalah waktu pada periode kedua
T3 adalah waktu pada periode ketiga
T4 adalah waktu pada periode keempat
Dari contoh di atas para pembaca dapat mengamati bahwa pada waktu permulaan memang variabel X1 mempengaruhi variabel Y1, kemudian variabel Y1 yang sudah terpengaruh akan mempengaruhi lagi variabel X pada t2, dan seterusnya hingga masing-masing variabel saling memperkuat pada waktu berikutnya.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji, pengujian itu bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai; kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian.
Dilihat dari sumbernya, hipotesis dapat diperoleh dengan cara induktif dan deduktif. Dilihat dari jenisnya hipotesis terdiri dari hipotesis H1 dan hipotesis Ho. Dilihat dari besar kecilnya variabel hipotesis dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor. Berdasarkan hubungan antar variabel hipotesis dibedakan menjadi desktiptif, asosiatif dan komparatif. Untuk mengetahui apakah suatu hipotesis baik dapat dilihat dari ciri-ciri hipotesis antara lain: hipotesis memiliki daya penjelas, bisa diuji, bahasa yang sederhana dan jelas, relevan dengan keilmuan yang ada, dan menjelaskan hubungan antar variabel. Dalam menyusun hipotesis peneliti harus mengetahui bagaimana pola hubungan dalam penelitian yaitu: hubungan yang bersifat asymetris, hubungan yang bersifat symetris, dan pola hubungan reciprocal.
B.     Saran
Kepada pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan wawasan yang berhubungan dengan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian merupakan cara primer manusia dalam mengembangkan kajian ilmu. Dengan berkembangnya ilmu bimbingan dan konseling tentunya akan mempermudah personal-personal dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan masa.


                                                DAFTAR REFERENSI

A.    Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian. Padang. UNP Press.
Creswell, John W.  2008. Educational Research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research third edition. New Jersey: Pearson Education Inc.
Donald, Ary, dkk ( Penterjemah Arief Furchan). 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.
Jogiyato HM. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Jogja. Andi.
John W. Best dan James V. Kahn. 2003. Research in Education. New Jersey. Pearson Education Inc.
L.R, Gay, Milla E, and Airasian, Peter W. 2009. Educational Research: Competencies for analysis and applications. New Jersey. Pearson Education Inc.
Lufri, 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang. UNP Press.
Nanang Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa isi dan Analisis data sekunder. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York. Harcourt Brace Jovanovich, Inc.


.

1 komentar:

  1. Easy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT

    Well over 160k women and men are using a easy and SECRET "liquids hack" to burn 1-2 lbs each night as they sleep.

    It's painless and works with anybody.

    This is how to do it yourself:

    1) Go get a clear glass and fill it up with water half glass

    2) Now learn this awesome HACK

    and be 1-2 lbs thinner in the morning!

    BalasHapus