Pages

Sabtu, 09 April 2011

KEDATANGAN ISLAM DI DUNIA MELAYU


KEDATANGAN ISLAM DI DUNIA MELAYU
Oleh : Sri wahyuni Syafitri

A.    Umum
Dalam membicarakan kedatangan islam ke Nusantara, kebanyak ahli sejarah, terutama ahli sejarah, terutama ahli sejarah Barat, berpendapat bahwa kedatangannya terjadi dalam abad ke 13. pendapat mereka ini didasarkan beberapa fakta sejarah yang ditemui di beberapa daerah, seperti batu nisan, catatan dan laporan. Berdasarkan catatan Cina, pada zaman Dinasti Yuan satu rombingan diplomatic Melayu dating ke istana Yuan pada 1281. Rombongan tersebut diketahui oleh dua orang Islam. Menurut Fatimi, kedua utusan itu datangnya dari Su-Mu (Samudera), bernama hasan dan Sulaiman. Mereka juga berpegang pada laporang Marco Polo, pengembara Venice yang singgah di Perlak dalam perjalanan pulang dari istana Kublai Khan pada 1992, Selain itu, terdapat beberapa buah batu nisan raja-raja islam di Sumatera, di antaranya nisa Sultan Malik al Saleh, raja Islam Samudra Pasai yang pertama pada 1297.
Berdasarkan catatan-catatan, nisan-nisan dan laporan dari beberapa orang pengembara, mungkin sekali ahli sejarah Barat setuju bahwa kedatangan islam ke Nusantara jauh sebelum abad ke-13. akan tetapi nyata sekali mereka ingin meniadakan peran-peran islam di Nusantara sebelum itu.
Dengan bukti-bukti tersebut, ahli sejarah tempatan, seperti Wan Hussin Abdul Kadir, Hamka, A. Hasymi, dan naguib Al-Attas, berpendapat bahwa kedatangan islam ken Nusantara bukan pada abad 13, 14 dan 15, tetapi jauh lebih awal, yaitu pertengangan abad ke-7. dalam seminar “Sejarah Kedatangan Islam ke Indonesia telah berkesimpulan sebagai berikut. Bahwa menurut sumber-sumber yang kita ketahui, Islam untuk pertama kalinya telah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (abad ke-7 atau ke 8 M) dan langsung dari Arab.
Apabila dicermati, kesimpulan seminar 1963 di Meda, tidak menegaskan dimana dan kapan kerajaan Islam itu berdiri di Aceh dan siapa rajanya yang pertama. Sementara itu, seminar 1978 di Banda Aaeh, telah menegaskan bahwa kerajaan-kerajaan Islam pertama adalah Perlak, Lamuri dan Pasei.

B.     Melaka
Pembahasan Islam di Melaka sengaja diketangha-tengahkan secara khusus mengingat hubungan tidak terpisahkan degnan islamisasi setelahnya, yaitu Islamisai daerah-daerah Melayu Johor dan RAGAiau. Sebagaimana diketahui Johor-Riau adalah kesultanan yang muncul sebagai pelanjut dan pewaris tradisi Melaka. Menurut Sejarah Melayu, Islam di Melaka mulai tersebar setelah Raja Kecil Besar memeluknya. Ia menerima Islam langsung dari nabi Muhammad saw melalui mimpi, sebagaimana disebutkan.
Setelah beberapa lamanya baginda di atas kerajaan, maka baginda bermimpi pada satu mala, berpandangan dengan keelokkan hadirat nabi Muhammad Rasul ALLah Shalla Allah ‘alaihi wassalam. Maka sabda Rasul Allah pada raja Kecil Besar, “Ucap olehmu: Asyhadu al Lailaha illah Allah wa asyhadu anna Muhhammada Rasulullah”. Maka oleh Raja Kecil Besar seperti sabda Rasul Allah shalla Allah ‘alaihi wa sallam it diturutnya. Maka sabda Rasul Allah kepada Raja Kecil Besar, “Adapun namamu Sultan Muhammas Syah”.

C.    Islam Masuk ke Riau Daratan
Dalam kesempatan ini, pembahsan masuk islam ke Riau dibatasi kepada beberapa daerah, yaitu: Kuntu-Kampar, Rokan, Kuantan, Indragiri, dan Taqpung. Menurut Sejarah Riau, Kuntu-Kampar adalah daerah pertama-tama di Riau Daratan yang berhubungan dengan ornag-orang Islam (pedagan). Hal ini dimungkinkan karena sejak zaman bahari daerah ini telah berhubungan dengan pedagang-pedagang asing dari negeri Cina, India, dan Arab-Persia. Hubungan tersebut didasarkan oleh kepentingan perdagangan, karena daerah lembah sungai Kampar Kanan/ Kiri merupakan daerah penghasil lada terpenting di dunia dalam periode 500-140 M. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalaudaerah Kuntu-Kampar yang mula-mula dimasuki agama Islam.
Meskipun islam telah masuk pada abad ke 7 atau 8 Masehi di Riau, namun penganut angama ini masih terbatas di lingkungan para pedagang dan penduduk kota di pesisir pantai tersebut. Hal ini disebabkan karena kuatnya pengaruh agama Budha yang merupakan agama Negara dalam kerajaan Sriwijaya waktu itu.
Dari Kuntu, Islam diperkirakan menyebar ke Rokan dalam tahun 738/ 1349. saat mereka dating ke daerah ini, Rokan sudah memiliki kehidupan bermasyarakat yang teratur, dipimpin oleh seorang raja yang berkedudukan sebagai primus interperes bernama Raja Said. Masuknya pelarian-pelarian Muslim dari Kuntu berhasil membawa pengikut-pengikut Raja Said memeluk Islam, dan bahkan Raja Said sendiri akhirnya menjadi pengaut islam yang baik.
Di sampaing di atas, terdapat pula pendapaqt-pendapat lainnya, ada yang menyatakan Islam di Rokan berasal dari Lima Koto (Bangkinang, Kuok, Salo, Rumbio dan Air Tiris) yang terletak di tepi Sungai Kampar Kanan.
Adapula yang berpendapat bahwa islam yang masuk ke Rokan dating dari Aceh (Kerajaan Samudera Pasei) pada abad ke 14. kerajaan Pasei ini lah yang kemudian mensponsori berdirinya Kerajaan Rokan bernama Kerajaan Kunto dar al-Salam yang dalam perkembangannya sejajar dengan Kerajaan Aceh Dar al-Salam. Akan tetapi, dalam abad ke 14 itu juga, Kunto Dar al-Salam diserang majapahit. Baru pada abad ke 16, terutama melalui tokoh syekh Burhanuddin bukan hanya diintensifkan kembali. Syekh Burhanuddin bukan hanya sebagai mubalig, tetapi juga bertindak sebagai guru.
Dari Kuntu-Kampar dan Kunto Dar al-Salam, Islam menyebar ke Kuantan dan Indra giri. Di antara ulama yang berjasa menyebarkan islam ke daerah ini adalah syekh Burhanudin al-Kamil (Wafat 610/1214). Islamisasi yang dilakukan Syekh ini sampai ke Kuantan, terus ke hilirnya Muara Sungai Indragiri, seperti Sapat dan Prigiraja. Sumber lain menyebutkan masuknya Islam ke Inderagiri melalui pantai barat sumatera, dibawa oleh seorang ulama bernama Sayed Ali al-Idrus. Jalur-Jalur yang dilaluinya adalah: dari hadramaut singgah di Samudra Pasei, dan sampai dipantai barat Sumatera, tepatnya kota Air Bangis. Di daerah ini ia tinggal berapa lam adlam tugas mengembangkan agama Islam. Kemudian menuju timur dan sampai ke Kerajaan Siak, terus ke Pelalawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar