Pages

Kamis, 10 Februari 2011

PENGETAHUAN PADA ZAMAN PURBA


BAB I
PENDAHULUAN

Pengetahuan merupakan sesuatu yang di dapat dan di peroleh manusia melalui inderawi, firasat dan intuisi. Pengetahuan merupakan cikal bakal dari Ilmu pengetahuan. Dengan adanya dasar pengetahuan maka manusia dapat menciptakan produk-produk Ilmu Pengetahuan, produk Teknologi dan membentuk Sumber daya Manusia yang berkualitas. Perlu di pahami bahwa Pengetahuan sudah menempuh perjalanan yang sangat Panjang. Sejak zaman Purba, manusia sudah mulai berusaha menemukan pengetahuan yang sangat berguna bagi  perjalanan kehidupan pada saat itu. Manusia purba sudah mampu menggunakan rasionya untuk menelaah beberapa fenomena Alam.
Banyak orang yang memvonis bahwa Peradaban yang besar di sebabkan karena adanya Pengetahuan yang luas pula. Pengetahuan di yakini sebagai produsen segala sesuatu yang ada di dunia. Namun demikian bukan berarti manusia harus mendewakan Pengetahuan. Sebagai manusia yang beragama, sudah seharusnya meyakini bahwa Pengetahuan itu berasal dari satu sumber yakni Tuhan.
Fakta yang sering terjadi pada saat ini adalah sering terjadi perdebatan mengenai asal usul dari pengetahuan. Masing-masing rumpun selalu membanggakan Rumpunnya secara berlebihan. Sebagai manusia yang hidup di masa peradaban yang serba canggih sekarang ini sudah seharusnya perdebatan seperti itu di hilangkan. Yang harus manusia lakukan adalah bagaimana terus mengembangkan Ilmu Pengetahuan tanpa melakukan dikotomi terhadap nilai-nilai wajib.


BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN ZAMAN PURBA  DAN PENGETAHUAN
Zaman purba merupakan sebuah zaman dengan kisaran Tahun 4000 SM sampai 622SM[1]. Banyak juga para tokoh yang memberikan definisi Zaman purba sama dengan zaman prasejarah. Namun untuk akurasi waktu kita tidak bisa melakukan penetapan secara tepat karena pada umumnya kajian waktu selalu berbeda dari masa ke masa.
Pengetahuan merupakan sesuatu yang di ketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat[2]. Pengetahuan muncul ketika seeorang menggunakan inderawi dan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah di lihat dan rasakan sebelumnya.

B. PENGETAHUAN PADA PERADABAN MESOPOTAMIA
Banyak bangsa yang mendiami Mesopotamia silih berganti. Daerah Mesopotamia yang sangat subur mendorong bangsa-bangsa yang mendiami wilayah tersebut untuk terus mengembangkan pengetahuan. Penemuan-penemuan bangsa-bangsa terdahulu sangat memberikan dampak yang sangat baik bagi perkembangan Pengetahuan pada saat sekarang ini.
Bangsa Ubaid  Merupakan bangsa pertama yang telah tinggal di Mesopotamia selama bertahun-tahun. Bangsa ini memiliki pengetahuan mengenai pertanian. Mereka menanam biji-bijian dengan memanfaatkan air sungai sebagai sarana irigasi pertanian ini dilakukan di daerah yang subur
Bangsa yang mendiami daerah Mesopotamia selanjutnya adalah Bangsa Sumeria. Mereka merupakan bangsa yang sudah memiliki pengetahuan tentang pertanian yang sangat baik. Dengan memanfaatkan aliran sungai Eufrat dan Tigris mereka membuat semacam aliran irigasi untuk mengairi daerah pertanian mereka. Bangsa Sumeria memberikan sumbangan yang penting bagi dunia dalam bidang matematika. Penemuan mereka tentang hitungan lingkaran adalah 360o,  satu jam adalah 60 menit, 1 menit adalah 60 detik masih kita gunakan sampai sekarang.
Setelah Sumeria bangsa selanjutnya adalah Akkadia. Pada umumnya segala pengetahuan yang ada pada bangsa Akkadia masih merupakan turunan pengetahuan dari bangsa Sumeria. Mereka berpatokan pada bangsa Sumeria yang mengembangkan pertanian. Dengan memiliki dasar kemudian bangsa Akkadia terus melakukan pengembangan Pengetahuan.
Bangsa Babilonia merupakan bangsa yang mendiami Mesopotamia setelah Akkadia. Bangsa babilonia juga telah memiliki pengetahuan yang maju. Ahli astronomi bangsa Babilonia telah lama dikenal unggul di dunia peradaban kuno. Beberapa ribu tahun sebelum Copernicus, mereka telah menyadari bahwa bumi dan planet-planet lain berbentuk bulat dan bahwa mereka berputar mengelilingi matahari. Dengan pengetahuan ini mereka dapat secara akurat memprediksi gerhana matahari dan bulan. Banyak pelajar modern berasumsi bahwa bangsa Babilonia membangun ilmu astronomi mereka sendiri, untuk memenuhi kebutuhan akan perhitungan yang akurat dari ilmu astrologi mereka yang kompleks. Mereka menanfaatkan keadaan langit yang senantiasa cerah, jarang berawan, sehingga pada malam hari bintang-bintang dan planet-planet terlihat jelas. Hal inilah yang memungkinkan bangsa Babilonia untuk melakukan pengamatan terhadap benda-benda langit yakni sekitar tahun 2000 SM. Mereka membuat catatan yang teliti sehingga mereka dapat mengetahui bahwa planet venus kembali ke posisi semula sebanyak lima kali dalam delapan Tahun. Selain itu mereka juga telah dapat mengetahui terjadinya Gerhana bulan setiap delapan belas tahun sekali.
Bangsa Assyria merupakan bangsa yang bercorak militer. Namun demikian bukan berarti mereka meninggalkan Pengetahuan. Di karenakan penghargaan mereka terhadap pengetahuan kemudian mereka bisa menjdai bangsa yang maju. Hal ini terbukti dengan hadirnya perpustakaan yang bernama Nivineh di mana di dalamnya terdapat Kurang lebih 22.000 lempengan tanah liat yang memuat berbagai macam pengetahuan.
Selanjutnya adalah Bangsa Babilonia baru. Mereka mencetuskan pengetahuan tentang Arsitektur. Ada dua hal yang menarik di kota Babilonia yaitu menara Babel dan taman gantung. Menara babel yang tingginya mencapai 90 meter berfungsi sebagai keindahan kota serta mercusuar bagi para pedagang di sekitarnya yang akan menuju ke kota Babilonia. Hal kedua yang menarik adalah pembuatan taman gantung. Taman itu dibangun di atas bukit buatan. Tingginya 107 meter. Bentuknya berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga-bungaan. Ada air terjun buatan berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan. Di bidang pengetahuan lain bangsa Babilon baru telah mengembangkan astronomi dan astrologi. Mereka percaya bahwa masa depan dapat diketahui dengan mempelajari bintang-bintang.  
C. PENGETAHUAN PADA PERADABAN LEMBAH SUNGAI KUNING (TIONGKOK)
Lembah Sungai kuning merupakan daerah yang sangat subur. Permulaan bangsa tiongkok berawal dari daerah itu. Mereka telah memiliki pengetahuan mengenai pertanian. Dengan memanfaatkan tanah yang subur dan perairan Sungai kuning bangsa Tiongkok mulai memajukan Pengetahuan pada Bidang Pertanian. Masyarakat Cina telah menerapkan sistem pertanian yang intensif dengan penggunaan pupuk, irigasi yang baik, dan perluasan lahan gandum. Masyarakat Cina kuno memiliki banyak ahli astronomi (ilmu perbintangan) yang dapat membantu masyarakat dalam pembuatan sistem penanggalan. Berkembangan ilmu astronomi merupakan dasar dari berbagai aktivitas kehidupan bangsa Cina karena sistem pertanian, pelayaran, dan usaha lainnya memerlukan informasi tentang pergantian dan perputaran musim. Dalam bidang perdagangan Bangsa tiongkok sudah mengenal sistem tukar menukar dengan menarik laba.[3]
Semua orang pasti tidak menolak jika di katakan bahwa Bangsa Tiongkok merupakan bangsa yang banyak memberikan kontribusi dalam bidang kedokteran. Sebut saja Pian Que yang hidup pada Tahun 407-310 SM. Pian Que mampu mendiagnosa penyakit dengan sangat menakjubkan, cukup melihat warna dan ekspresi muka pasien saja, sudah bisa menjelaskan ikhtiar kondisi penyakitnya dan lewat empat macam pemeriksaan (meraba nadi, melihat air muka dan tubuh, mendengar suara dan mencatat bentuk kelainan) dapat mendeteksi serta memberi resep pengobatan obat dengan tepat. Beliau seorang ahli penyakit dalam, kulit, bedah, penyakit wanita, anak-anak, dan akupunktur.
Selain itu bangsa Tiongkok juga sudah mengenal pengetahuan mengenai seni patung. Mereka melakukan pengerjaan patung dan Giok dengan menggunakan metode yang sangat luar biasa. Hasil teknologi seperti itu bermula dari pengetahuan yang sudah maju.
D. PENGETAHUAN PADA PERADABAN YUNANI
Pengetahuan bangsa Eropa banyak bermula dari Yunani. Orang Yunani di kenal sebagai pedagang dan pelaut yang suka menjelajahi lautan sambil berniaga dan membangun perkapalan. Mereka merantau ke daerah Mesir dan Babilonia untuk berdagang dan juga mempelajari Matematika dan Astronomi. Perkembangan peradaban Yunani yang gemilang di mulai pada Abad 5 SM. Pada masa itu tampak adanya perkembangan Budaya antara lain bidang arsitektur, seni patung, drama, sajak serta Filsafat, terutama yang berkenaan dengan perekmbangan pengetahuan tentang alam semesta, Tokohnya antara lain adalah Thales, Pythagoras, Leukippos, Demokritos dam Aristoteles.
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di  dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Thales menyatakan bahwa asal mula atau sumber dari segala yang ada adalah air[4]. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
Pythagoras (582 SM496 SM) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Sebagai seorang ahli matematika ia berpendapat bahwa semua benda itu dapat di nyatakan dalam bilangan. Dengan demikian asal mula segala yang ada di dunia ini adalah Bilangan atau angka.[5]
Leukippos adalah seorang filsuf yang merintis mazhab Atomisme. Ia juga merupakan guru dari Demokritos. Ada satu catatan dari Simplicius yang berbicara sedikit tentang konsep atom Leukippos.  Menurut Leukippos, atom adalah elemen yang tak terbatas dan abadi, terus bergerak, serta memiliki bagian-bagian terkecil yang tidak dapt lagi di bagi-bagi yang bentuk yang jumlahnya tak terbatas. Menurut pandangannya semua benda terdiri dari bagian-bagian kecil yang tidak dapat di bagi-bagi lagi yang di sebut atom.
Democritus yang lahir di Abdera adalah seorang filsuf Yunani yang mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi. Karyanya dijadikan sebagai pelopor ilmu fisika materi yang menutup kemungkinan adanya intervensi Tuhan atau Dewa. Dalam bidang Astronomi dia juga orang pertama yang menyatakan pendapat bahwa galaxi Bima Sakti adalah kumpulan cahaya, gugusan bintang yang letaknya saling berjauhan.
Aristoteles adalah orang yang gemar mempelajari pengetahuan kedokteran, fisika dan Biologi. Aristoteles menjadi pelopor dalam karya pemikiran Logis dan metafisik[6]. Aristoteles berpendapat bahwa alam dan segala yang ada di dalamnya terdiri dari dua buah dasar yakni material dan essential. Adapun material itu di jadikan empat ciri pokok, yakni panas, dingin, kering, dan basah. Api misalnya, memiliki ciri panas dan kering, air dingin dan basah, sedangkan angin pokok panas dan basah. Selain itu ada pula pengetahuan mengenai politik. Menurutnya manusia itu adalah makhluk yang bersifat politik. Segala bentuk Negara itu sama baiknya, asalkan tujuan pemerintahan adalah kesejahteraan seluruh rakyatnya [7]. Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil (chatarsis) disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.
 Archimedes merupakan kata yang sudah tidak asing lagi. Archimedes Archimedes sendiri adalah seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Ia menemukan sebuah hukum yakni hukum Archimedes. Penemuan lainnya adalah Sistem katrol.
Hipparchus  (190 SM120 SM) adalah seorang astronom, ahli geografi, dan matematikawan Yunani kuno pada zaman Helenistik. Hipparchus dikenal sebagai perintis dan bapak astronomi. Ia dipercaya sebagai astronom pengamat Yunani kuno terbesar, dan banyak yang menggelarinya sebagai astronom terbesar era klasik, meskipun Cicero memberikan gelar ini pada Aristarchus dari Samos dan beberapa menganggap Ptolemaeus dari Alexandria. Diketahui bahwa ia juga membuat globe langit; sebuah tiruan dari tiruan karyanya adalah globe langit tertua yang ada menggambarkan rasi-rasi dengan cukup akurat.
Pada abad pertama hingga abad ke 4 masehi Eropa ada dalam kekuasaan kekaisaran Romawi yang wilayahnya meliputi Eropa barat, Yunani, Asia kecil, Mesopotamia, Sebagian besar wilayah arab, Mesir, Libya, dan wilayah pantai utara Afrika lainnya. Selama masa itu kekuasaan kekaisaran Romawi berganti-ganti akhirnya pecah menjadi Romawi barat dan timur. Kekaisaran Romawi barat berakhir pada abad ke 4 sedangkan Romawi timur hingga abad ke 15. Orang-orang Romawi suka berperang hingga mereka menguasai pengetahuan dalam pembuatan persenjataan dan arsitektur. Ada dua orang yang memberikan kontribusi pengetahuan pada masa Romawi yakni Pliny dan Galen.
Pliny, ia pernah bekerja sebagai ahli hukum Kota Roma kemudian ia memusatkan perhatiannya pada penulisan Buku. Dari sekian banyak buku yang di tulisnya yang paling terkenal adalah Historia naturalis yang terdiri dari 37 Jilid, dan merupakan ensklipedia Ilmu pengetahuan pada masa itu. Ensklipedia ini memuat kumpulan tulisan mengenai Fisika, Geografi, Etnologi, Anthropologi, Fisiologi, Psikologi, Mineralogi, juga pengetahuan tentang pertanian, kehutanan, penanaman buah-buahan.
Galen adalah seorang dokter yang banyak sekali menulis buku. Lebih dari 300 buku telah di tulisnya mengenai berbagai bidang Ilmu pengetahuan, antara lain filsafat, tata bahasa, farmasi, anatomi, fisiologi, farmasi dan patologi. Ia merupakan seorang pemikir yang kreatif dan senang melakukan penelitian dan eksperimen. Pandangannya mengenai anatomi dan Fisiologi merupakan sumbangan besar dalam Bidang kedokteran. Buku yang terakhir di tulisnya adalah tentang seni penyembuhan.

E. PENGETAHUAN DI NUSANTARA PADA MASA PURBAKALA
Berbicara mengenai pengetahuan pada masa purbakala di Nusantara tidak terlepas dari gelombang kedatangan ras Wedda ke nusantara. Gelombang itu terbagi menjadi 2 yakni : Proto melayu dan Deultro melayu. Kedua rumpun ini memiliki pengetahuan mengenai pertanian dan peternakan. Mereka di perkirakan mendiami nusantara pada Tahun 2000 SM - 300 SM. Di jelaskan oleh J Van der werf bahwa mereka sudah menguasai pertanian ladang basah dan sudah pandai menjinakan Binatang.
Pada zaman Neolitikum manusia di Nusantara sudah memiliki pengetahuan tentang menenun dan membuat batik. Kemudian memasuki zaman logam di mana manusia sudah memiliki pengetahuan mengenai pembuatan benda-benda logam. Mereka sudah mampu melebur besi dan timah untuk di buat barang-barang keperluan.
Pada masa transisi purbakala ke zaman pertengahan manusia yang mendiami nusantara sudah memiliki pengetahuan mengenai perdagangan. Mereka melakukan barter atau pertukaran barang dengan pedagang-pedagang dari Tiongkok dan India.






KESIMPULAN

Zaman Puba merupakan zaman yang berada pada kisaran tahun 4000 SM – 622 SM. Pada masa ini mereka sudah banyak menemukan Pengetahuan-pengetahuan, dan Ilmu pengetahuan yang ada pada saat sekarang ini di yakini sebagai pengembangan dari Ilmu pengetahuan yang ada pada masa Purba. Pengetahuan sendiri di definisikan sebagai segala sesuatu yang di peroleh manusia melalui pancaindera, akal, firasat dan intuisi.
Berbicara mengenai spesifikasi pengetahuan pada masa purba sudah pasti memiliki cakupan yang sangat Luas. Dunia pada masa purba terdiri dari banyak rumpun dan masing-masing dari rumpun itu pada umumnya memiliki pengetahuan masing-masing. Secara garis besar makalah ini menyajikan Pengetahuan pada 4 peradaban yang ada di dunia, yakni Mesopotamia, Tiongkok, Eropa/Yunani dan Nusantara.
Pengetahuan pada peradaban Mesopotamia lebih identik dengan Pertanian dan astronomi. Dengan memanfaatkan aliran sungai Eufrat dan Tigris mereka membangun aliran irigasi dan dengan memanfaatkan keadaan langit yang baik mereka melakukan kajian dalam bidang astronomi. Pengetahuan pada bangsa Tiongkok lebih di identikan dengan pengobatan dan kedokteran. Pengetahuan bangsa Eropa agaknya mencakup semua pengetahuan seperti Astronomi, filsafat, kedokteran, fisika, seni, biologi, anatomi, dll. Pengetahuan di Nusantara pada masa Purba juga beragam, antara lain bidang Pertanian, logam dan perdagangan.



DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau. Diktat Pengantar studi Islam.
            Pekanbaru
Hegel, G.W.F, 2002. Filsafat sejarah. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Poedjiadi, Anna, 2005. Sains dan Teknologi Masyarakat. Bandung: PT Remaja
            Rosdakarya
Toynbee, Arnold, 2006. Sejarah umat manusia. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Werf, J Van Der, 1953. Sedjarah umum. Djakarta: Noordhoff-Kolff N.V


[1] J.Van der werf dan M. Soendoro, Sedjarah umum,(Djakarta: Noordhoff-kolff N.V, 1953),h. 8
[2] Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN SUSKA RIAU. Diktat Pengantar studi Islam, h. 94
[3] G.W.F. Hegel. Filsafat sejarah. (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2002), h. 163
[4] Anna Poedjiadi, Sains dan teknologi dalam masyarakat, (Bandung, PT Remaja rosdakarya, 2005),h. 4
[5] Anna poedjaji, Ibid. h. 4
[6] Arnold Toynbee, Sejarah umat manusia, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2006),h. 265
[7] J.Van der werf dan M. Soendoro, Sedjarah umum. (Jakarta: Noordhoff-Kolff N.V, 1953),h. 88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar