Pages

Kamis, 10 Februari 2011

INTERAKSI SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN


Ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
Salah satu hal yang menjadi kajian Ilmu sosial adalah Interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu dengan individu, Individu dengan kelompok, Kelompok dengan kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Manusia mempunyai hakikat sebagai makhluk sosial. Di dalam dirinya terdapat hasrat untuk berkomunikasi, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Hasrat ini timbul bukan karena kebutuhan lahiriah tetapi lebih jauh karena hasrat itu sendiri, bahwa manusia butuh berkomunikasi, bergaul, dan berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, kebutuhan mendasar dalam diri manusia adalah berinteraksi dengan orang lain. Setiap manusia berkenalan, bekerja sama, bermasyarakat, dan bersaing bahkan berkonflik untuk mendapatkan sesuatu.
Interaksi merupakan komponen yang penting di dalam kehidupan.. Semua aktifitas yang di kerjakan manusia tidak terlepas dari aspek interaksi. Manusia kerja membutuhkan interaksi, manusia sekolah membutuhkan interaksi, bahkan ketika manusia refreshing pun membutuhkan interaksi. 

BAB II
PEMBAHASAN


A.DEFINISI DAN ASPEK INTERAKSI SOSIAL
1.Definisi Interaksi sosial
Dewasa ini kita semua menerima pendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lainnya. Manusia selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga kepribadian, kecakap-kecakapannya, ciri-ciri kegiatan individu yang sebenarnnya adalah apabila keseluruhan system psiko-fisik tersebut berhubungan dengan lingkungan. Tegasnya individu memerlukan hubungan dengan lingkungannya, tanpa adanya hubungan dengan lingkungan maka manusia tidak seperti hakikat awalnya .
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social. Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi di definisikan sebagai hal saling melakukan aksi , berhubungan atau saling mempengaruhi.
Maryati dan Suryawati menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau inter stimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani, Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial
Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut hubungan antar individu , individu dan kelompok atau antar kelompok. Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• jumlah pelakunya dua orang atau lebih
• Kontak sosial dan komunikasi
• adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang .
• adanya tujuan yang hendak dicapai.


H.Boner merumuskan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua manusia atau lebih, di mana kelakukan individu yang satu mempengaruhi yang lain atau sebaliknya . Rumusan tersebut dengan tepat menggambarkan berlangsungnya hubungan timbal balik antara dua manusia atau lebih. Di dalam hubungan ini jelas bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Jadi manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi sosial dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .
Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini dalam arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang di inginkan oleh individu yang bersangkutan.
Interaksi yang kelihatannya sangat sederhana, sebenarnya merupakan sesuatu yang kompleks. Memang kalau di lihat dari teori insting yang di kemukakan oleh McDougall bahwa manusia secara instingtif berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Namun perilaku dalam interaksi sosial tidak sederhana itu, tetapi prilaku itu di dasari atas berbagai factor psikologis lainnya. Seperti yang di kemukakan oleh Floyd Allport bahwa perilaku dalam interaksi sosial di tentukan oleh banyak factor termasuk manusia yang ada di sekitarnya dengan perilaku yang spesifik .
Telah di uraikan bahwa di dalam interaksi tersebut individu atau kelompok bekerja sama atau ada hubungan timbal balik, melakukan hubungan kelompok formal atau tidak formal, langsung atau tidak langsung. Untuk lebih jelasnya akan di uraikan contoh sebagai berikut:
a) Kerja sama antar pemain sepak bola dalam sebuah pertandingan. (hubungan kerja sama)
b) Debat antara para calon presiden dalam memperebutkan kursi presiden (hubungan konflik)
c) Perbincangan atau diskusi antara kepala bagian dan bawahan di sebuah kantor (hubungan formal)
d) Percakapan antara pembeli dan penjual di pasar (hubungan informal).

Interaksi tidak berlaku ketika kita berhadapan dengan benda mati atau tidak ada respon dari individu atau kelompok lain, seperti:
a) Ketika kita marah dan membanting gelas. Gelas yang di banting tidak akan merasakan apapun, tidak marah, atau membalas perbuatan kita. Pada saat itu tidak terjadi interaksi sosial sebab gelas tidak memberikan reaksi apa pun kepada kita.
b) Dalam sebuah ruangan, ada beberapa orang. Salah seorang memukul kursi, namun yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing. Di dalam ruangan tersebut tidak terjadi interaksi sosial karena tidak ada reaksi terhadap aksi pemukulan meja itu

2.Aspek interaksi sosial
Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik.
Sumarsono dan Partana mengatakan bahwa bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau produk budaya, yang merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan, perilaku masyarakat, dan penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa. Bahasa bisa dianggap sebagai “cermin zamannya” artinya bahwa bahasa di dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat.
Menurut Mar'at aspek-aspek yang terdapat dalarn proses interaksi sosial adalah komunikasi, proses belajar, proses pengalaman. Di dalam komunikasi, interaksi sosial mengikut sertakan pengaruh dua arah yang saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi. Dalam proses ini terlihat bahwa stimulus pertama menghasilkan respon A, dan kemudian respon A ini menjadi stimulus A, sehingga akan dijawab kemudian oleh respon B, sehingga terjadi hubungan yang saling pengaruh -mempengaruhi. Setiap respon mengalarni proses persepsi yang diikuti oleh aktivitas pemahaman terhadap objek, penghayatan, interpretasi, dan memberikan penilaian. Semua proses ini ditentukan oleh komponen-komponen dari sikap. Dengan sendirinya komponen-komponen sikap ini dipengaruhi oleh proses belajar dan proses pengalaman.
Di dalam proses interaksi sosial selalu menyertai pula proses belajar sendiri, sosialisasi,dan pengambilan keputusan yang relevan. Respon yang dihasilkan pada umumnya tergantung pada bentuk dari hubungan dan komunikasi antar kelompok. Pada umumnya terdapat tiga klasifikasi dari respons yang dipelajari melalui proses belajar, yaitu
a) Tingkah laku yang identik yang merupakan stereotipe berdasarkan stimulus yang sarna, misalnya jika ada stimulus tambahan akan diikutsertakan respons stereotipe untuk melarikan diri.
b) Tingkah laku yang bersifat personal, berarti respons yang diberikan tergantung pada kemauan dan motivasi seseorang.
c) Tingkah laku yang bersifat non-sosial, yaitu terjadinya tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma sosial.


B.DASAR INTERAKSI SOSIAL
1.Imitasi
Seperti yang di kemukakan oleh G Tarde, yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada factor imitasi saja . Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Menurut Tarde factor imitasi ini merupakan satu-satunya factor yang melandasi atau mendasari interaksi sosial.
Menurut Tarde, masyarakat itu tiada lain dari pengelompokan manusia di mana individu-individu yang satu mengimitasi dari yang lain dan sebaliknya. Bahkan masyarakat itu baru menjadi masyarakat yang sebenarnya apabila manusia mengimitasi kegiatan manusia lainnya.
Terhadap pendapat tarde ini sukarlah orang dapat menerima seluruhnya. Memang factor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat atau dalam interaksi sosial, namun demikian imitasi bukanlan merupakan satu-satunya factor yang mendasari interaksi sosial. Imitasi tidaklah berlangsung dengan sendirinya, sehingga individu yang satu akan dengan sendirinya mengimitasi individu yang lain, demikian sebaliknya. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada factor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi factor lain yang ikut berperan, sehingga manusia mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat menimitasi sesuatu kalau orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang di imitasinya itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang di imitasinya itu, karena imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya.

2. Sugesti
Yang di maksud dengan sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya di terima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Peranan sugesti dan imitasi dalam interaksi sosial hampir sama satu dengan yang lain, namun sebenarnya keduanya berbeda. Dalam hal imitasi orang yang mengimitasi keadaannya aktif, sedangkan yang di imitasi adalah pasif. Hal tersebut tidak terjadi di dalam sugesti. Dalam sugesti orang dengan sengaja, dengan secara aktif memberikan pandangan-pandangan, pendapat-pendapat, norma-norma dan sebagainya agar orang lain dapat menerima apa yang di berikan itu. Jadi di sini, apa yang di tuju atau apa yang di kehendaki itu telah jelas, yaitu agar orang lain dapat menerima apa yang di berikannya, hal ini berbeda dengan imitasi.

Sugesti dapat di bagi menjadi dua, yakni :
a. Auto sugesti, yaitu terhadap diri yang datang dari dirinya sendiri.
b. Hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.

3. Identifikasi
Faktor lain yang memegang peranan yang penting dalam interaksi sosial adalah factor identifikasi. Identifikasi adalah suatu istilah yang di kemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi dalam, khususnya dalam psikoanalisis. Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Sehubungan dengan identifikasi ini, Freud menjelaskan bagaimana anak mempelajari norma-norma sosial dari orang tuanya. Menurut Soetarmo identifikasi adalah suatu proses penyamaan diri oleh seorang individu terhadap pribadi lain secara aktif, tetapi berlangsung tanpa di sadari.
Identifikasi di lakukan kepada orang lain yang di anggapnya ideal dari suatu segi, untk memperoleh sistem norma, sikap dan nilai yang di anggapnya ideal, dan masih kekurangan pada dirinya. Proses identifikasi terjadi secara otomatis, bawah sadar, dan objek identifikasi itu tidak di pilih secara rasional, tetapi berdasarkan penilaian subjektif, perasaan. Ikatan yang lalu terjadi anatar orang yang mengidentifikasi dan orang tempata identifikasi merupakan ikatan batin yang lebih mendalam dari pada ikatan-ikatan orang yang saling mengimitasi tingkah lakunya.
Dalam garis-garis besar peranan Interaksi dan identifikasi, nyata bahwa saling hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi itu lebih dalam dari pada hubungan yang berlangsung melalui proses-proses sugesti ataupun imitasi.


4. Simpati
Selain faktor-faktor tersebut, faktor simpati juga memegang peranan dalam interaksi sosial. Simpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang lain. Oleh karena simpati merupakan perasaan, maka timbulnya simpati tidak atas dasar logis-rasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi . Dalam simpati orang merasa tertarik kepada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Di samping individu mempunyai kecenderungan tertarik pada orang lain, individu juga mempunyai kecenderungan menolak orang lain, ini yang sering di sebut antipati. Jadi kalau simpati itu bersifat positif, maka antipati bersifat negative.
Simpati hanyalah dapat berkembang dalam suatu relasi kerja sama antara satu orang atau lebih, yang menjamin terdapatnya saling mengerti itu. Justru karena adanya simpati itu dapatlah di peroleh saling mengerti yang mendalam. Mutual understanding tidak dapat di capai tanpa adanya simpati. Pada pihak lain simpati menyebabkan terjadinya relasi kerja sama tadi. Jadi factor simpati dan hubungan kerja sama yang erat itu saling melengkapi yang satu dengan yang lain. Tujuan simpati baru terlaksana apabila terdapat hubungan kerja sama tadi.
Demikianlah peranan simpati dalam interaksi sosial. Jelaslah bahwa saling mempengaruhi dalam interaksi sosial yang berdasarkan simpati, jauh lebih mendalam akibatnya dari pada yang terjadi atas dasar imitasi atau sugesti.



KESIMPULAN


Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social. Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi di definisikan sebagai hal saling melakukan aksi , berhubungan atau saling mempengaruhi.
Di dalam interaksi hal yang penting antara lain adanya bahasa, komunikasi proses persepsi, proses belajar, proses pengalaman, dan frame of reference. Hal tersebut merupakan aspek-aspek interaksi sosial. dasar Interaksi sosial yang di sebenarnya adalah interaksi sosial individu manusia, bukan interaksi sosial hewan. Dalam pengertian ini yang menjadi titik tolak adalah manusia sebagai individu yang berinteraksi, karena dengan interaksi sosial itu manusia mewujudkan sifat sosialnya. Selain itu factor-faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial adalah Imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.












\

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, abu, 1991. Psikologi sosial. Jakarta. Rineka cipta
Gerungan, 1988. Psikologi sosial. Bandung. Eresco
Narwoko, dwi, dkk, 2004. Sosiologi: Teks pengantar dan terapan. Jakarta. Kencana
Soetarmo, R, 1989. Psikologi sosial. Yogyakarta. Kansius
Taneko, soleman b, 1984. Struktur dan proses sosial. Jakarta. Rajawali
Walgito, bimo, 2003. Psikologi sosial (Suatu pengantar). Yogyakarta. Andi
www.google.co.id

1 komentar: