Pages

Kamis, 10 Februari 2011

Penelitian eksperimen

BAB I
PENGERTIAN PENELITIAN EKSPERIMEN

Kata penelitian atau penyelidikan di gunakan sebagai padanan kata dari Research dalam bahasa Inggris. Kata research dalam bahasa latinreserare yang berarti mengungkapkan atau membuka. Kata ini juga di Indonesiakan menjadi Riset.Jadi penelitian atau riset adalah kegiatan logis dan sistematis dalam mengungkapkan atau membuka pengetahuan, baik yang telah ada maupun yang masih belum di temukan, yang di anggap telah ada atau tersembunyi di alam dan memerlukan pengungkapan .Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) di mana kondisi tersebut di buat dan di atur oleh peneliti . Dengan demikian, Penelitian eksperimental adalah penelitian yang di lakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta di adakannya control terhadap variable tertentu .
Menurut Bowling Penelitian eksperimen adalah situasi di mana variable indenden (Juga di kenal sebagai variable pembuka, intervensi, yang eksperimental atau variable perkiran) secara teliti di manipulasikan oleh penyelidik dalam kondisi-kondisi yang di ketahui, yang di definisikan dengan ketat dan terkendali, atau oleh kejadian alami .
Menurut Gay dan peter “Experimental research is the only type of research that can be test hypothesis to establish cause and effect relationship that represent the strongest chain or reasoning about the link between variables”
Dewasa ini penelitian eksperimen banyak di gunakan dalam bidang Sosial dan humaniora, termasuk pendidikan dan kurikulum pembelajaran.Ciri utama penelitian eksperimen adalah adanya pengontrolan variable dan pemberian perlakukan terhadap kelompok eksperimen itu.Untuk menguji pengaruh atau hubungan sebab akibat antara sesuatu atau beberapa variable lain minimal di ambil dua kelompok sampel yang mewakili suatu populasi. Kedua kelompok di ambil secara acak dan random, yaitu memiliki karakteristik yang samaatau di samakan.
Beberapa pengertian di atas sebenarnya tidak berbeda jauh, Pada intinya Penelitian eksperimen adalah penelitian dengan cara memanipulasi, mengontrol variabledan mengobservasi variabel.Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan oleh si peneliti.Memanipulasi variabel ini tidak mepunyai arti yang negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian.Yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat. Karakteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada.Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.Karakteristik ketiga dalam suatu penelitian eksperimen adalah adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses eksperimen berlangsung. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomenaapa yang muncul yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.
Contoh penelitian eksperimen dengan dua kelompok (Sampel dan control): Ada Dua kelompok atau kelas, di mana di dalamnya sudah terdapat siswa yang sama atau hampir sama karakteristiknya dengan kelompok yang berlainan. Kelompok A dalam hal ini di sebut dengan kelompok sampel/eksperimen dan kelompok B di sebut dengan kelompok control.Penelitian yang akan di lakukan adalah melihat efektifitas dari StrategiPembelajaran berbasis masalah. Sebelum melakukan penelitian masing-masing kelompok di lakukan tes awal, setelah di tes kemudian di beri perlakuan. Kelompok A sebagai kelompok sampel di beri perlakuan khusus dengan menggunakan strategi Pembelajaran berbasis masalah, siswa di beri beberapa masalah sosisal dan kemudian di beri kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan berbagai argumentasi bagaimana penyelesaian masalah tersebut dan tahap terakhir adalah penyimpulan, hal ini di lakukan beberapa kali. Sedangkan kelompok B sebagai kelompok control tidak di beri perlakuan khusus, kelompok B tetap menggunakan strategi ekspositori dalam menyelesaikan masalah-masalah social. Setelah beberapa kali di lakukan seperti ini, pada bagian akhir di lakukan tes kembali untuk melihat apakah ada perubahan yang terjadi. Jika hasil kelompok A lebih tinggi dari pada kelompok B berarti di simpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Berbasis masalah lebih efektif di terapkan untuk penyelesaian masalah social apabila di bandingkan dengan strategi Ekspositori.
Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling jenuh, dalam arti semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat.Pendekatan penelitian ini banyak di gunakan dalam ilmu-ilmi alam, sebab memang awal pengembangannya adalah pada ilmu tersebut.Penelitian-penelitian dalam bidang sain baik fisika, kimia maupun biologi hampir seluruhnya di tujukan untuk menguji pengaruh beberapa hal atau variable.Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian yang cukup khas.Kekhasan tersebut di perlihatkan oleh dua hal, pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variable terhadap variable lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat .
Penelitian ini di lakukan terhadap kelompok.Kita ketahui bahwa suatu kelompok umpamanya kelompok siswa, memiliki kebutuhan karakteristik, seperti : Kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kebiasaan belajar, kondisi fisik, kesehatan, latar belakang social ekonomi, pengalaman pendidikan sebelumnya, prestasi belajar, dll. Dalam penelitian eksperimental karakteristik- karakteristik dan kelompok-kelompok yang akan di libatkan dalam eksperimen harus sama/di cari yang sama.
Dalam bidang sain pengambilan kelompok secara acak atau yang memiliki karakteristik yang samatidak terlalu sulit, sebab jumlah karakteristiknya lebih terbatas dan pengukurannya relative mudah. Umpamanya untuk mengambil dua atau lebih dari dua kelompok jenis tanaman atau binatang yang memiliki karakteristik yang sama relative mudah. Umpamanya mencari kelompok mangga gedong usia satu sampai dua tahun, ayam ras dua tahun, dst.
Dalam bidang social dan humaniora hal ini sangat sulit. Untuk mendapatkan dua kelompok guru yang memiliki tingkat kecerdasan, bakat, pengetahuan, keterampilan mengajar, sikap, minat, motivasi mengajar, latar belakang social ekonomi, pengalaman kerja, disiplin kerja, kinerja, dll sangatlah sulit. Dari suatu populasi yang berjumlah seribu orang, belum tentu akan di peroleh 60 guru yang memiliki karakteristik yang sama. Selain kemungkinan sangat sulit mendapatkan jumlah tersebut, pengukurannya dan pencariannya tidaklah mudah. Untuk mengukur karakterisitik tertentu di perlukan pengukuran dengan menggunakan instrument yang berbeda dan masing-masing instrument yang telah baku. Untuk menghimpun data lainya yang tidak bersifat mengukur juga di perlukan instrument pengumpulan data yang akurat.Bukan saja pekerjaannya relative sulit, membutuhkan keahlian khusus, tetapi juga membutuhkan waktu yang relative lama.Selain itu aplikasi yang ketat dari penelitian eksperimen adalah dapat membuat satu kelompok individu menjadi terbuka yang mungkin dapat bermanfaat atau sebaliknya tidak menguntungkan, dan sulit untuk di nilai lebih jauh, dan menutup kemungkinan untuk yang lain .
Hambatan di atas tidak berarti menutup kemungkinan melakukan eksperimen murni pada bidang social, dengan mempertimbangkan beberapa hal upaya mendapatkan kelompok random dapat di lakukan.Dalam pelaksanaan penelitian mungkin hanya beberapa karakteristik saja yang perlu pengukuran pada saat itu.Contoh menemukan kelompok random pada guru umpamanya perlu pengukuran hanya kinerja dan disiplin kerja. Beberapa variable lain seperti kecerdasan, bakat, minat , sikap dan motivasi latar belakang social ekonomi dan pengalaman kerja dapat di cari dengan studi documenter dalam seleksi masuk guru ataupun setelah menjadi guru. Karakteristik lainnya seperti pengetahuan dan keterampilan mengajar mungkin dapat di asumsikan sama, asalkan latar belakang pendidikannya sama dan pengalaman mengajarnya juga sama.




BAB II
ISI

A.PERMASALAHAN DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN
Dalam memilih permasalahan penelitian atau lebih tepat focus penelitian tidak bisa di tentukan begitu saja. Tidak bisa di tentukan hanya berdasarkan khayalan atau perasaan. Untuk memilih masalah dan menentukan focus masalah hendaknya bertolak dari bidang keahlian kita atau bidang keahlian peneliti. Setiap bidang keahlian memiliki segi teoritis atau dasar keilmuannya, dan segi praktis atau aplikasi dari teori tersebut. Setelah di temukan apa yang menjadi focus permasalahan lalu di adakan perumusan masalah.
Perumusan masalah merupakan peta factor atau variable-variabel terkait dengan focus masalah di atas. Faktor-faktor atau variable tersebut mungkin melatarbelakangi, atau menjadi penyebab pada focus masalah, mungkin juga sebagai dampak dari fokus masalah. Lebih bagus kalau penentuan factor-faktor atau variable tersebut mengacu pada suatu teori, atau pendapat para ahli yang punya nama, yang secara lebih luas di jelaskan dalam kerangka berfikir.
Dalam pelaksanaan penelitian tidak semua factor atau variable yang terkait dengan focus masalah peneliti.Dengan demikian perlu adanya pembatasan variable atau pembatasan masalah. Faktor-faktor atau variable yang di teliti dibatasi pada factor atau variable yang lebih dominan atau kuat melatarbelakangi atau di akibatkan oleh focus masalah. Faktor-faktor atau variable yang melatarbelakangi focus masalah dalam penelitian kuanttatif-eksperimental selanjutnya di kategorikan dalam variable bebas dan factor-faktor yang di akibatkan akan menajdi variable terikat. Selanjutnya adalah studi kepustakaan, Studi kepustakaan merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian.Pada waktu mengidentifikasi masalah, di perlukan studi kepustakaan berkenaan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu serta dokumen-dokumen berkenaan dengan data atau informasi tentang pendidikan. Dalam merumuskan masalah atau memetakan variable-variabel atau aspek-aspek yang berhubungan dengan focus masalah studi kepustakaan sangat di perlukan. Hubungan antara variable dalam perumusan masalah merupakan hubungan variable secara teoritis, oleh karena itu sangat di perlukan dukungan dari teori-teori yang ada.

B. METODE PENELITIAN
Ada beberapa hal yang harus perhatikan di dalam metode penelitian, antara lain:
1. Pemilihan dan penentuan metode peneltian
Pemilihan dan penentuan metode penelitian tidak dapat di pisahkan dari tujuan perumusan masalah, kalau permasalahannya hanya di fokuskan pada satu variabel atau aspek dan tujuannya hanya ingin mendapatkan deskripsi tentang variable tersebut maka ianya menggunakan metode survai atau deskriptif, dalam hal ini metode eksperimental adalah penelitian yang di lakukan jika tujuannya adalah menguji pengaruh. Dalam penelitian eksperimen selain di butuhkan instrument standar juga di perlukan sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang homogin atau memiliki karakteristik yang sama.
2. Perumusan tujuan penelitian
Tujuan penelitian ada dua macam yakni tujuan umum dan khusus. Tujuan umum bisa di rumuskan dalam bentuk proses atau hasil yang akan di capai. Tujuan ini mengarahkan penelitian pada jenis penelitian apa yang di lakukan. Tujuan khusus merupakan jabaran dari tujuan umum, dengan demikian isinya akan sejalan dan integrative dengan tujuan umum.
3. Perumusan hipotesis atau pertanyaan penelitian
Sejalan dengan tujuan umum dan tujuan khusus, selanjutnya di rumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian.Rumusan hipotesis di buat apabila penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data menggunakan statistic inferensial.Untuk penelitian kuantitaif yang menggunakan pengolahan data statistic deskriptif tidak perlu perumusan hipotesis, cukup di rumuskan pertanyaan pokok.
4. Pemilihan teknik dan Instrumen pengumpul data
Setelah merumuskan tujuan dan hipotesis atau pertanyaan penelitan, langkah selanjutnya adalah memilih dan merumuskan teknik dan instrument pengumpul data.Metode penelitian tidak di bahas secara tersendiri, karena telah di bahas pada waktu merumuskan dan membatasi masalah.Kita mengenal beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, angket, observasi, tes, skala, studi documenter, dll. Pemilihan dan penentuan teknik mana yang akan di gunakan berhubungan dengan jenis data yang akan kita peroleh.
5. Pemilihan dan penentuan sumber data
Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemilihan sumber data.Pertama, ketepatan pemilihan sumber data harus di dapat dari lembaga-lembaga yang tepat.Contoh dalam pelaksanaan penelitian tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, data harus di peroleh dari sekolah yang pernah menjalankan MBS dengan baik.
Kedua, Jumlah sumber data baik kelembagaan maupun responden harus mewakili atau representative.Walaupun smapel merupakan bagian dari populasi, tetapi baik dalam karakteristik maupun jumlah sampel harus mewakili seluruh populasi.
6. Pemilihan dan penentuan lokasi penelitian
Pemilihan dan penentuan lokasi penelitian berhubungan erat dengan pemilihan dan penentuan sumber data.Dalam penelitian kuantitatif dalam hal ini eksperimen, lokasi penelitian memiliki lingkup yang cukup luas, satu kota/kabupaten, provinsi bahkan nasional.
Selain di atas juga harus di perhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Identifikasi variabel penelitian
Hubungan sebab akibat atau pengaruh dalam eskperimen di rancang dalam suatu desain yang di sebut dengan desain eksperimen.Dalam desain tersebut di bedakan antar variable atau variable-variabel yang memberi pengaruh atau menjadi sebab dengan variable-variabel yang di beri pengaruh. Variabel yang memberi pengaruh di sebut variable perlakukan (Tretment variable), variable bebas (Independent variable), variable eksperimen (Ekpserimen variable), variable intervensi (Intervention variable). Variabel yang di ukur sebagai akibat dari variable yang memberi pengaruhh di sebut variable terikat (Dependent variable), variable hasil (Outcome variable), variable posttes( Posttest variable). Di samping kedua variable jenis variable tersebut juga ada variable ekstranus dan variable penyela. Variabel ekstranus (Extraneous variable) adalah variable bebas yang apabila tidak di control akan berpengaruh pada variable terikat, variable ini masih bias dan harus di control. Variabel penyela (Interveing variable) adalah variable yang kemungkinan besar berpengaruh pada hubungan antara variable bebas dengan variable terikat dan dangat sulit untuk di control.
2. Definisi operasional variabel penelitian
Bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan (bagaimana cara mengukur dan penilaian alat ukur). Peneliti seharusnya sudah memiliki cukup banyak informasi tentang seluk beluk topic penelitiannya. Peneliti mungkin sudah mengidentifikasi beberapa variable yang akan di telitinya. Ketika seorang peneliti telah menentukan variable untuk penelitiannya maka ia harus konsisten dengan variable itu. Karena itu, bila peneliti salah dalam menentukan definisi variable maka perbaikan yang di perlukan sangat rumit, lama bahkan seolah-olah mengulang kembali penelitiannya itu.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk variable penelitian melekat, dan yang di permasalahkan.Telah di jelaskan di atas bahwa dalam menentukan subjek penelitian dalam penelitian eksperimental sangat tidak mudah, hal ini mengingat bahwa subjek penelitian/individu merupakan organisme yang memiliki ciri khas masing-masing.

4. Validitas dan reliabilitas alat ukur
Berisi pengertian mengenai konsep validitas dan reliabilitas serta teknik yang dilakukan.Jika menggunakan alat ukur yang sudah ada, hasil uji validitas dan reliabilitasnya harap ditulis.Agar eksperimen memberikan hasil yang meyakinkan, semua variable ekstranus harus di control.Kalau variable-variabel tersebut tidak di control sulit di simpulkan bahwa variable akibat atau variable terikat tersebut di sebabkan atau karena pengaruh variable bebas. Donal Campbell dan Julian Stanley menulis tentang validitas internal dalam eksperimen.
4.1. Validitas internal
menunjukan sejauh mana variable ekstranus di control oleh penelitian dalam eksperimen, Campbell dan Stanley mengemukanan ada 12 hal yang perlu di control dalam validitas internal :
4.1.1. History : Perlakuan dalam bidang social dan pendidikan umumnya di lakukan dalam jangka waktu tertentu yang kemungkinan juga cukup panjang. Selama perlakukan di berikan banyak hal yang juga di lakukan oleh kelompok eksperimen. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh pada proses dan hasil eksperimen .
4.1.2. Maturation : Selama perlakuan di berikan, kelompok eksperimen juga mengalami perkembangan, pengetahuannya bertambah, kematangannya juga lebih meningkat sehingga dapat berpengaruh pada hasil eksperimen.
4.1.3. Testing : Dalam eksperimen di lakukan pretes dan post tes. Berdasarkan pengalaman yang mereka terima dalam pretes mereka memiliki kesiapan yang lebih tinggi dalam melakukan post tes.
4.1.4. Instrumentation: Dampak negative dari instrument yang di gunakan terutama menghadapikalau instrumentnya hanya bersifat pedoman pengamatan atau wawancara. Hal-hal subjektif banyak berperan dalam penggunaan intrumen yang lebih objektif, ada kecenderungan dari peneliti-peneliti secara sadar atau tidak sadar, akan memberikan nilai tinggi pada post tes.
4.1.5. Statistical regression : Dalam regresi statistic ada kecenderungan subjek mendapatkan skor rendah dalam tes pertama dan naik pada tes kedua dengan soal yang sama atau hampir sama, walaupun kemampuan sebenarnya sama, sebaliknya subjek yang mendapatkan skor tinggi pada tes pertama akan menurun pada tes ulangan atau tes kedua
4.1.6. Differential selection : Dalam pembentukan kelompok eksperimental dan kelompok control sering terjadi pilihan yang berbeda sehingga kedua kelompok menjadi kurang homogen. Bila kelompok benar-benar homogen maka pengambilan sampel dapat di lakukan secara acak.
4.1.7. Eksperimental mortality : Dalam pelaksanaan eksperimen juga sering terjadi pengurangan jumlah anggota dari kelompok ekperimental maupun kelompok control.kelompok control seringkali tidak dapat di hindari adanya perbedaan rata-rata tingkat perkembangan kedua kelompok tersebut. Umpamanya karena adanya perbedaan kebijakan kepala sekolah rata-rata usia siswa kelas satu pada suatu daerah adalah 6,1 sedang di daerah lain 6,6.
4.1.8. Eksperimental treatment diffusion : Kelemahan ini terutama terjadi pada kelompok eksperimen dan kelompok control yang lokasinya berdekatan. Perlakuan dengan berbagai perangkat dan kegiatan pendukungnya mungkin di ketahui dan lebih jauh juga di pinjam oleh pelaksana dan di terapkan pada kelompok control.
4.1.9. Comhensatory rivalry by the control group : Karena kelompok mengetahui statusnya sebagai kelompok yang sering di perbandingkan dengan kelompok eksperimen, maka mereka berupaya melakukan kegiatan yang lebih dari biasanya sehingga hasilnya juga tidak jauh dari kelompok eksperimen. Efek ini juga di sebut sebagai John Henry effect.
4.1.10. Compensatory equalization of treatment : kelompok eksperimen di berikan perlakukan dengan fasilitas dan layanan yang baik, maka kelompok control juga di beri fasilitas dan layanan yang baik walaupun dalam kegiatan biasa. Perbaikan fasilitas dan layanan tersebut dapat menurunkan signifikansi perbedaan hasil pemberian perlakuan.
4.1.11. Resentful demoralization of the control group : Kalau pada kelompok eksperimen, anggota kelompok memiliki moral yang tinggi karena status mereka sebagai kelompok eksperimen, maka kelompok control memiliki moral yang lebih rendah karena statusnya sebagai kelompok pembanding yang tidak di beri keistimewaan.
4.2. validitas eksternal, yakni :
4.2.1. The extend to which one can generalize from the eksperimental sample to defined population : Sejauhmana kesimpulan yang di peroleh dari eksperimen terhadap sampel dapat berlaku bagi populasi. Penelitian eksperimental melakukan penelitian terhadap sampel, sampel tersebut harus mewakili populasi agar temuan dan kesimpulan yang di peroleh dapat berlaku bagi populasi.
4.2.2. The extend to which personological variables interact winth treatment effect : Sampai sejauh mana factor-faktor personologis atau pengaruh kepribadian, terutama kepribadian peneliti bisa berpengaruh terhadap perlakuan. Perlakuan yang berbentuk pengajaran, pembimbingan, pengawasan , dll. Sangat terkait dengan factor-faktor kepribadian dari para pelaksana perlakuan.
4.2.3. Validitas ekologis : Validitas ekologis menunjukan sejauhmana hasil dari ekpserimen yang di rancang dalam lingkungan tertentu dapat di terapkan dalam lingkungan lain.
4.2.4. Explicit description of the experimental design : Penelitihendaknya menjelaskan desain perlakuan yang di berikan dengan jelas agar peneliti lain atau pengguna dapat melakukan perlakukan yang sama dengan mudah.
4.2.5. Multiple treatment interference : Dalam pemberian perlakukan seringkali terjadi bahwa setiap partisipan dalam eksperimen tidak di beri perlakukan hanya satu kali tetapi lebih dari satu kali. Tiap perlakuan memperlihatkan adanya perbedaan perlakuan kedua lebih baik dari yang pertama, yang ketiga lebih baik dari yang kedua, sehingga perlakuan-perlakuan tersebut sesungguhnya tidak bisa di generalisasikan.
4.2.6. Hawthorne effect :Yaitu pengetahuan subjek bahwa mereka ikut dalam eksperimen . Guru-guru yang di libatkan di dalam eksperimen pembelajaran umpamanya juga di beri perhatian dan fasilitas khusus.Hal ini dapat mempengaruhi hasil eksperimen dan belum tentu dapat di berikan.
4.2.7. Novelty and disruption effect : Perlakuan yang di berikan merupakan hal baru bagi partisipan, berbeda dengan yang biasa di lakukan, dan hal itu anak memberikan hasil yang lebih baik. Sebaliknya perlakuan yang di berikan juga dapat mengoyak-ngoyak kebiasaan partisipan sehingga hasilnya menjadi lebih buruk.
4.2.8. Experimenter effect : Dalam pelaksanaan eksperimen ada beberapa hal yang di rancang dan di kelola secara khusus. Rancangan dan pengelolaan khusus ini belum tentu dapat di generalisasikan.
4.2.9. Pretest sensitization : Seringkali isi dan kegiatan pretes ada hubungannya dengan perlakukan sehingga bisa mempengaruhi hasil. Isi dan kegiatan pretes mempertinggi kesiapan partisipan dalam melakukan perlakuan.Kalau perlakuan di ulangi tanpa di lakukan pretes pasti berbeda.
4.2.10. Posttes sensitization : Hampir sama dengan pada pretes, dalam pretes pun bisa terjadi hubungan antara perlakuan yang di berikan dengan post tes. Isi dan bentuk kegiatan perlakuan meningkatkan kesiapan partisipan dalam menghadapi post tes.
4.2.11. Interaction of history and treatment effect : Kegiatan pemberian perlakuan dapat berkaitan dengan hasil perlakuan. Bila partisipan merasa bahwa kegiatan yang di lakukan adalah hal-hal yang biasa saja, tidak mengandung pembaharuan, maka hasil ekperimennya juga akan rendah. Sebaliknya kalau partisipan memandang apa yang di lakukannya sebagai hal baru, penting, menyenangkan maka hasilnya akan lebih tinggi.
4.2.12. Measurement of dependent variable : Generalisasi hasil penelitian di pengaruhi oleh bentuk pengukuran dari variable terikat dalam post tes. Hasil dari post tes lebih tinggi bila menggunakan bentuk pilihan jamak, di bandingkan dengan bentuk tes uraian.
4.2.13. Interaction of time of measurement and treatment effect : Hasil dari postes juga di pengaruhi oleh waktu pelaksanaan tes. Hasil postes lebih tinggi bila di berikan segera setelah perlakuan, di bandingkan dengan bila di berikan lama setelah perlakuan.

5. Rancangan Eksperimen
Menggambarkan rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian.Rancangan tersebut antara lain :
5.1. Rancangan Pra-Eksperimental (lemah)
Model desain ini adalah eksperimen yang paling lemah, oleh karena itu di sebut eksperimen lemah.Desain ini kadang-kadang di sebut juga pra eksperimen, karena sepintas modelnya seperti eksperimen tetapi bukan.Dalam eksperimen ini tidak di lakukan penyamaan karakteristik dan pengontrolan variable.Model ini sebaiknya hanya di gunakan untuk penelitian latihan.Tidak untuk tesis, disertasi atau penelitian-penelitian yang hasilnya di gunakan untuk penentuan kebijakan, pengembangan ilmu dan sejenisnya.
Dalam model penelitian ini kelompok tidak di ambil secara acak atau pasangan, juga tidak ada kelompok pembanding.Tetapi di beri tes awal dan tes akhir di samping perlakuan.Contoh : Pelatihan pegawai. Sebelum di lakukan pelatihan di berikan tes awal, kemudian di berikan pelatihan dalam jangka waktu tertentu, pada masa akhir pelatihan di berikan tes akhir, hasil kedua tes di bandingkan.Perbedaannnya menunjukan dampak dari pelatihan tersebut. Karena tidak adanya pengontrolan dari variable, damapk tersebut masih di ragukan, apakah betul-betul karena pelatihan atau karena factor lain yang tidak di ukur.
Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu:
5.1.1. Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
5.1.2. Tes awal - tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)
5.1.3. Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)

5.2. Rancangan Eksperimen Murni
Menurut Cresswell, “ True experiments is a research that researcher randomly assign participants to different condition of experimental variable” . Dalam eksperimen murni (True eksperimental) pengujian variable bebas dan variable terikat di lakukan terhadap sampel kelompok eksperimen dan kelompok control.Subjek-subjek yang di teliti dalam kedua kelompok tersebut di ambil secara acak. Pengambilan sampel secara acak, hanya mungkin apabila subjek tersebut memiliki karakteristik sama. Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan karakteristik subjek tersebut memang sengaja di buat atau di sengajakan.Penyamaannya di lakukan melalui pengujian.Apabila tidak bisa di lakukan pengujian atau penyamaan maka kesamaan karakteristik tersebut di dasarkan atas asumsi atau keyakinan peneliti.Asumsi tersebut di ambil berdasarkan alasan-alasan atau argumentasi yang kuat, yang di ambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu, fakta-fakta atau alasan logis yang kuat.
Dalam bidang social sangat sulit untuk menemukan kelompok- kelompok yang betul-betul memiliki karaktristik yang sama. Dengan demikian umumnya kelompok-kelompok dalam eksperimen adalah kelompok bentukan baru.Kelas-kelas rombongan belajar di sekolah umpamanya, meskipun memiliki variasi kecerdasan, prestasi, minat, disiplin, dsb. Untuk eksperimen murni sangat di anjurkan untuk mengadakan pengelompokan kelas yang baru yang terdiri atas siswa-siswa yang memiliki kemampuan dan latar belakang yang sama atau hampir sama.Tujuan dari rancangan ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak di kenai perlakuan . Rancangan ini terdiri dari :
5.2.1. Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design)
5.2.2. Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok control (the randomized pretest-posttest control group design), dalam rancangan seperti ini efektifitas prosedur control dapat di periksa. Karena pengamatan sebelum dan sesudah garapan terjadi pada waktu yang sama untuk kedua kelompok, pengaruh variable sekunder dapat di minimalkan .
5.2.3. Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)
5.2.4. Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest - only control group design)
5.2.5. Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized pretest - posttest control group design, using)
5.3. Rancangan Eksperimen Kuasi/Semu (Quasi—Experimental Design)
Eksperimen ini di sebut kuasi karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi murni.Eksperimen ini biasa juga di sebut eksperimen semu.Karena beberapa hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variable, kemungkinan sukar sekali dapat di gunakan eksperimen murni.Eksperimen kuasi bisa di gunakan kalau dapat mengontrol satu variable saja meskipun dalam bentuk matching.Penjodohan kelompok umpamanya di ambil berdasarkan kecerdasan.Sejumlah siswa di tes dengan tes kecerdasan Binet-simon.Berdasarkan hasil tersebut di peroleh IQ masing-masing siswa. Siswa yang memiliki tingkat IQ yang sama di pasangkan, satu masuk kelompok eksperimen satu kelompok control. Demikian seterusnya sampai di peroleh jumlah yang di harapkan.Tujuan eksperimen kuasi adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat di peroleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/ atau memanipulasikan semua variable relevan .Beberapa rancangan eksperimenkuasi (eksperimen semu), yaitu:
5.3.1. Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (therandomized posttest - only control group design, using matched subject).
5.3.2. Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomnized posttest - only control group design, using matched subject),
5.3.3. Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a three treatment counter balanced, using matched subject) .
6.3.4. Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)
6.3.5 Rancangan faktorial (factorial design).Desain faktorial merupakan suatu tindakan terhadap satu variabel atau lebih yang dimanipulasi secara simultan agar dapat mempelajari pengaruh setiap variabel terhadap variabel terikat atau pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa variable .

7.Teknik analisis data
Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya .Langkah selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan.Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya.Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data..setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementaramenjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
C. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1. Merencanakan percobaan
Percobaan yang akan di lakukan harus di rencanakan sebaik-baiknya sehingga dalam pelaksanaannya percobaan sudah ada garispembatas yang nyata tentang apa yang di kerjakan dan apa yang tidak boleh di kerjakan. Ada dua hal yang perlu memperoleh perlakuan khusus dalam perencanaan, yaitu :
 Langkah-langkah yang di gunakan serta.
 Desain dari percobaan/ Choose a type of experimental design .

1.1.Langkah-langkah yang di gunakan
Langkah-langkah yang di perlukan dalam percobaan harus jelas-jelas di berikan. Tiga hal penting harus di terangkan, yaitu sebagai berikut :
 Rumusan masalah serta pernyatan tentang tujuan percobaan atau penelitian.
 Gambaran dari percobaan yang akan di lakukan, termasuk tentang besarnya percobaan, jumlah dari jenis perlakuan, material yang di pakai, dan sebagainya.
 Outline dari penganalisisan yang akan di kerjakan.
Masalah harus di rumuskan dan di jabarkan dalam pernyataan-pernyataan tentang tujuan percobaan.Kegunaan percobaan harus di nyatakan secara spesifik.Bagi peneliti pemula yang menggunakan metode percobaan, sering membuat kesalahan dalam merumuskan tujuan penelitian, sehingga pernyataan tujuan di tuangkan dalam bentuk terlalu ambisius dan terlalu umum.Karena itu, penelitian tersebut menjadi visible.
Dalam pernyataan tujuan penelitian, juga perlu di lukiskan luasnya persoalan yang akan di buat generalisasinya, yaitu jenis populasi mana yang akan di buat infrensinya. Misalnya, jika percobaan di buat untuk suatu aspek dari penyakit malaria, apakah nanti generalisasi dan kesimpulan hanya berguna untuk pasien-pasien dalam rumah sakit tempat percobaan tersebut di lakukan atau `untuk semua rumah sakit yang ada ataukah semua orang yang di hinggapi penyakit malaria. Hal ini sangat di perlukan dalam penelitian karena si peneliti selalu mempunyai beberapa populasi dalam benaknya, kepada mana si peneliti tersebut akan mengadakan inferensi percobaannya.
Gambaran tentang percobaan harus jelas di nyatakan.Perlakuan-perlakuan yang di berikan harus di definisikan seterang-terangnya untuk dapat memperkirakan atau menjelaskan peranan tiap perlakuan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Selain rumusan tujuan, gambaran tentang percobaan, maka hal ketiga yang harus mendapat perhatian adalah penjelasan tentang hal-hal yang di perlukan dalam mengadakan analisis dari ahsil percobaan.Dalam draf perencanaan, harus di ikut sertakan jumlah serta jenis replikasi, urutan, serta statistic-statistik yang di gunakan, teknik-teknik dalam menguji hipotesis serta dalam mengambil kesimpulan termasuk analisis variansi serta level signifikan.Hipotesis harus di nyatakan dalam hipotesis nol.
1.2. Desain pecobaan
Desain percobaan adalah step by step atau langkah yang utuh dan berurutan yang di buat dahulu, sehingga keterangan yang ingin di peroleh dari percobaan akanmempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian . Dengan adanya desain percobaan, maka akan di peroleh data yang cocok serta dapat di analisis dan objektifnya semakin bertambah, dan inferensi yang valid terhadap populasi yang di inginkan akan terjamin di peroleh.
Desain eksperimen lama yang banyak di gunakan adalah model sistematik yang di kembangkan oleh Egon Brunswick.Dalam model desain ini beberapa perlakuan, pretes dan post tes di berikan.Variabel-variabel lainnya ada yang di control danada pula yang tidak di control.Model desain ini di pandang bersifat semu dan kurang alamiah sehingga kurang memiliki generalisasi.
Model desain eksperimen yang lebih kuat generalisasinya adalah model representative yang di kembangkan oleh Richard snow. Model representative merupakan suatu proses perencanaan ekpserimen yang di susun dengan bertolak dari keadaan lingkungan yng sesungguhnya dan keadaan partisipan yang alamiah. Desain ini menempatkan model penelitian kuantitaif paralel dengan kualitatif.
Desain eksperimen representative adalah desain yang di pandang paling cocok dalam bidang pendidikan dan kurikulum pembelajaran. Snow memberikan beberapa saran tentang penyusunan dan pelaksanaan eksperimen representative :
 Lakukan penelitian dalam setting pendidikan yang nyata
 Masukanlah beberapa variasi lingkungan ke dalam eksperimen
 Amatilah apa yang secara nyata di lakukan oleh partisipan
 Kajilah konteks social dari lingkungan
 Siapkan dengan baik para partisipan
 Adakan pengendalian perlakuan
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan eskperimen :
 Bias dalam ekperimen. Bias dalam eksperimen adalah harapan peneliti tentang hasil penelitian yang secara tidak sengaja di sampaikan atau di tularkan kepada partisipan sehingga mempengaruhi perilaku partisipan.
 Ketepatan perlakuan. Dalam penelitian ada peneliti, pelaku eksperimen dan partisipan atau peserta eksperimen,. Peneliti adalah perencana, penafsir data, dan juga penanggung jawab seluruh kegiatan penelitian. Pelaku eksperimen adalah orang yang membantu peneliti memberi perlakuan pada partisipan, dia adalah pemberi perlakuan dan pengumpul data. Partisipan adalah orang yang di beri perlakuan atau ikut dalam kegiatan yang di cobakan.Eksperimen yang baik adalah memiliki ketepatan dalam pemberian perlakuan.
 Sampel acak. Dalam eksperimen baik kelompok eksperimen maupun kelompok control harus merupakan sampel acak. Pengambilan sampel dapat di lakukan secara acak apabila sampel tersebut homogin atau memiliki karakteristik yang sama. Sampel homogin di peroleh karena telah di seleksi berdasarkan pengontrolan variable.

2. Melaksanakan percobaan
Setelah perencanaan rampung dan desain yang cocok telah di pilih, maka tibalah saatnya untuk melaksanakan percobaan.Hal yang pertama-tama perlu di perhatikan dalam pelaksanaan percobaan adalah pengenalan terhadap material yang di gunakan dalam percobaan.Jika material yang di gunakan cukup banyak, maka di perlukan adanya check list dari material yang di gunakan.
Pengamatan terhadap performance percobaan harus di lakukan secara periodic sesuai dengan jadwal yang telah di atur.Adanya kelainan-kelainan harus di catat serta di lakukan pengukuran-pengukuran.Observasi harus di lakukan dengan teliti, di samping menggunakan indera mata, maka di gunakan otak.Dalam pengamatan di perlukan satu buku catatan yang di namakan record book.Data yang di perlukan secepatnya di masukan dalam record book tersebut pada waktu observasi di lakukan.Jangan lakukan penundaan catatan dengan mempercayai ingatan. Hindarkan mencatat sementara di lembaran-lembaran lepas yang kemudian akan di masukan dalam record book. Tiap entry harus di beri tanggal terang.
Buku catatan berisi kolom-kolom dengan kriteria yang di perlukan dalam observasi.Selain kolom-kolom untuk mengisi data kuantitatif dari pengukuran, maka harus ada kolom tempat catatan kualitatif tentang performance percobaan.Dalam menggambarkan sifat-sifat kualitatif, maka di gunakan kata-kata dan kalimat yang terang dan mudah di mengerti. Jika perlu di buat dengan sketsa, diagram dan lain- lain, maka lukisan serta diagram harus jelas. Observasi menghendaki kesabaran. Pengamatan yang tergesa-gesa tidak ada gunanya sama sekali.
3. Tahap akhir
Setelah pengamatan selesai, maka tibalah saatnya di lakukan analisis, intrepetasi serta generalisasi dari penemuan-penemuan. Dalam membuat analisis, di perlukan sekali pengelompokan data dalam table, ataupun koding, jika di inginkan komputasi dengan computer. Analisis di kerjakan demi untuk memecahkan masalah penelitian, dan dapat dalam bentuk estimasi terhadap populasi ataupun menguji hipotesis nol dalam memberikan jawaban terhadap tujuan penelitian.Selanjutnya di rumuskan kesimpulan dari penelitian dan pembuatan laporan penelitian.
BAB III
KESIMPULAN

Dengan melihat pemaparan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Penelitian eksperimen adalah penelitian yang di lakukan dengan memanipulasi variable.Penelitian eksperimen tidak hanya dapat di lakukan dalam kajian sains saja tetapi dalam bidang social/ Pendidikan Penelitian ini juga dapat di lakukan.Secara garis besar Langkah-langkah Penelitian eksperimen di mulai dari Perencanan perobaan, di dalam perencanaan Peneliti menentukan Rumusan masalah, Gambaran dari percobaan yang akan di lakukan, Outline dari penganalisisan yang akan di kerja dan Desain pecobaan. Kedua adalah tahap pelaksanaan Eksperimen. Pada tahap terakhir yakni menyimpulkan, kegiatan penyimpulan di mulai dari Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen, Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan, Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan, kemudian penarikan kesimpulan
Penelitian ekpserimen termasuk ke dalam Penelitian kuantitatif murni, yakni menggunakan perhitungan dan metode statistika dalam pengolahan data, dengan demikian maka penelitian ini mungkin terasa sulit bagi para peneliti yang tidak menyenangi perhitungan atau pera peneliti yang kurang memahami perhitungan. Letak kesulitan laindari penelitian ini adalah penggunaan subjek penelitian. Dalam bidang sain pencarian subjek penelitian di katakan mudah sebab subjek yang memiliki keseragaman dapat di temui.Berbeda halnya dengan penelitian eksperimen dalam bidang Pendidikan, di mana subjek penelitiannya adalah manusia/Individu yang memiliki karakteristik-karakteristik berbeda dengan yang lainnya.Oleh sebab itu perlu di lakukan identifikasi kemampuan awal dari subjek dengan menggunakan instrument, dan hal ini tentunya membutuhkan waktu yang relative lama. Walaupun demikian masih ada alternative lain yakni dengan melakukan beberapa tes saja seperti kecerdasan, sedangkan untuk melihat bagaimana latar belakang, tingkat kemampuan social, dll dapat di ketahui dengan melihat data base dari Individu yang telah lalu.
Di balik kesulitan itu penelitian eksperimen memiliki keuntungan bila di bandingkan penelitian lain.Eksperimen merupakan metode dengan kendali yang tinggi untuk menunjukkan keberadaan hubungan sebab-akibat (causal relationship) antara satu atau lebih variabel bebas dan satu atau lebih variabel terikat.Pada eksperimen yang ideal peneliti melakukan kendali atau kontrol terhadap lingkungan di tempat eksperimen tersebut dilakukan dan menjaga agar kondisi lingkungan tersebut tetap, agar faktor-faktor luar tidak mempengaruhi jalannya ekpserimen.Selain itu Desain penelitian eksperimen merupakan penggambaran secara jelas hubungan antar variabel yang dapat dimanfaatkan dalam menyusun hipotesis penelitian dan tindakan yang perlu diambil dalam proses eksperimen selanjutnya. Dalam penelitian eksperimen, Kegiatan mengontrol variabel mempunyai peranan penting, dengan adanya kontrol variabel tersebut peneliti dapat melakukan pengukuran secara cermat terhadap setiap perubahan penampilan variabel terikat.










DAFTAR PUSTAKA


Blaxter, Loraine, 2006. How to research/seluk beluk melakukan riset. Jakarta: PT
indeks
Cresswell, John W, 2008. Educational research. Unites states of America: Prentice
hall.
Gay, L.R,dkk, 2000. Educational research. United states Of America: Prentice hall.
Hasan, iqbal M, 2003.Pokok-pokok materi metode penelitian dan aplikasinya.
Bogor: Ghalia Indonesia
Nazir, moh, 2003.Metode penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia
Rakhmat, jalaluddin, Metode penelitian komunikasi. Bandung: PT Remaja rosdakarya
Soehartono, irawan, 2004.Metode penelitian social. Bandung: PT Remaja rosdakarya
Sukmadinata, Nana syaodih, 2010.Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT
Remaja rosdakarya
Suryabrata, sumadi, 1995.Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja grafindo persada.
Http://muhammadzainalabidin.blogspot
Http://mizanpoenya.blogspot.
Http://ardhana12’s.blogspot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar