Pages

Kamis, 10 Februari 2011

JENIS-JENIS PENELITIAN PENDIDIKAN


JENIS-JENIS PENELITIAN PENDIDIKAN

A .Penelitian Dasar
Suatu bentuk penelitian dapat di katakan penelitian dasar apabila para peneliti yang melakukan penelitian memiliki tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut baik untuk masyarakat atau manusia[1]. Secara umum penelitian dasar adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingin tahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia masyarakat.
Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk masalah tersebut. Tugas penelitian terapan lah yang akan menjawab masalah-masalah praktis tersebut.
Charters menyatakan bahwa penelitian dasar terdiri atas hanya pemilihan sebuah masalah khas dari sumber mana saja, dan secara hati-hati memecahkan masalah tersebut tanpa memikirkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat. Penelitian dasar dalam bidang pendidikan bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru dan teori baru. Perlu di ketahui bahwa penelitian ini berangkat dari keinginan untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala yang muncul di dalam bidang pendidikan, sehingga akan di peroleh penemuan-penemuan yang baru untuk mengembangkan system pendidikan yang ada. Para ahli pendidikan berusaha menggunakan binatang untuk penyelidikan kehidupan, karakteristik dan tingkah laku tertentu. Hasil penelitian mungkin belum di manfaatkan saat ini, tetapi mungkin sangat berguna untuk kehidupan yang lebih baik dalam abad teknologi dan informasi yang akan datang.
B. Penelitian terapan
Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara kelompok. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.
Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut tidak menjadi kadaluwarsa.
Contoh penelitian terapan di antaranya termasuk survei konsumen yang dilakukan oleh sebuah toko dan supermarket, penelitian tindakan tentang alat-alat ternologi pertanian dan alat produksi dalam suatu perusahaan. Penelitian pendidikan yang berkaitan dengan bagaimana meningkatkan keinginan belajar siswa, implementasi kurikulum, peningkatan kualitas, dan sebagainya[2]. Secara khusus di dalam pendidikan penelitian ini di lakukan untuk memperbaiki proses sesuatu atau memodifikasinya dengan menggunakan teori-teori yang ada.
C. Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan di sebut juga kaji tindak, juga termasuk ke dalam penelitian terapan. Bedanya dengan studi kelayakan adalah jika studi kelayakan berusaha untuk memahami kelayakan sedangkan penelitian tindakan berusaha memperbaiki sesuatu setelah penelitian di lakukan[3]. Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial  (termasuk pendidikan) dan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memceahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual lainnya[4]. Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian ini dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan  berikutnya adalah  pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan  tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya.
Menurut Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi  diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua  hal pokok  dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksana-  kannya; serta (3)  untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.
Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau  Classroom Action Reserach  (CAR).  PTK  adalah  penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Menurut Mills “ Action research are systematic procedures done by teacher (or other individuals is an educational setting) to gather information about, and subsequently improve, the ways particular educational setting operates, their teaching, and their student learning[5]”. PTK dilakukan dengan tujuan  untuk memperbaiki atau meningkatkan  kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
Suharsimi menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”.  Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian;  kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah
Tindakan;  sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.  Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk  suatu rangkaian siklus kegiatan.
Kelas;  sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.
D. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang di lakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya control[6]. “Eksperimental research  is the type of research that can test the hypotheses to Establish cause and effect relationship[7] . Penelitian ekperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang ada. Karena dalam penelitian eksperimen para peneliti melakukan tiga persyaratan dari suatu bentuk penelitian. Ketiga persyaratan tersebut, yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment atau yang memperoleh perlakuan dan grup control yang tidak memperoleh perlakuan. Penelitian eksperimen karena peneliti sudah melakukan kegiatan mengontrol hasil penelitian dapat menentukan hubungan kausal atau sebab dan akibat. Penelitian eksperimen juga diharuskan menggunakan hipotesis dan melalui pengamatan, penelitian (laboratorium), sehingga tidak ada kontaminasi diantara variabel yang diteliti. Bidang kedokteran, pertanian, psikologi dan bidang teknik adalah diantara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang banyak menggunakan penelitian eksperimen.
 `          Penelitian ini sangat sesuai untuk pengujian hipotesis tertentu dan di maksudkan  untuk mengetahui hubungan sebab akibat variable penelitian. Pelaksanaannya memerlukan konsep dan variable yang jelas sekali dan pengukuran yang cermat. Penelitian eksperimen dapat di lakukan di laboratorium, kelas atau lapangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan control untuk perbandingan[8].

E. Penelitian evaluative
Penelitian evaluative merupakan suatu desain atau prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan. Nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan di dasarkan atas hasil pengukuran atau pengumpulan data dengan menggunakan satandar atau criteria tertentu yang di gunakan secara absolute maupun relative. Praktik pendidikan dapat berupa program, kurikulum, pembelajaran,  kebikajakn, regulasi administratif, manajemen struktur organisasi, produk pendidikan atau sumber daya penunjangnya. Praktik pendidikan dapat berlangsung dalam lingkup kelas, sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi ataupun nasional, menyangkut suatu komponen atau aspek pendidikan, beberapa atau banyak komponen atau seluruh komponen atau aspek pendidikan. Secara umum penelitian evaluatif di perlukan untuk merancang, menyempurnakan, dam menguji pelaksanaan suatu praktik pendidikan[9]. Dalam merancang suatu program, kegiatan di perlukan data hasil evaluasi tentang program atau kegiatan pendidikan yang lalu, kondisi yang ada serta tuntutan dan kebutuhan bagi program baru. Secara lebih rinci tujuan penelitian evaluative adalah :
1.      Membantu perencanaan untuk pelaksanaan program
2.      Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan program
3.      Membantu dalam penentuan keputusan berkelanjutan atau penghentian program
4.      Menemukan fakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap program
5.      Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, social, politik dalam pelaksanaan program serta factor-faktor yang mempengaruhi program
Lingkup penelitian evaluative dalam pendidikan:
1.      Kurikulum : Desain, implementasi, evalausi kurikulum, material kurikulum: buku teks, modul, paket, perangkat keras, perangkat lunak, film,video, dll.
2.      Program pendidikan : Anak berbakat,anak lambat, pencegahan putus sekolah, remedial. Program pendidikan: Bahasa, sain, matematika, dll.
3.      Pembelajaran : Kontekstual, eksperiensial, diskaveri-bermakna, terpadu, dll
4.      Pendidik : Guru, konselor, administrator
5.      Siswa : Kepribadian, kecerdasan, sikap, minat, motivasi, kesehatan, dll
6.      Organisasi : Sekolah dasar, menengah, pendidikan tinggi, pendidikan umum, dll
7.      Manajemen : Personil, tata usaha, sarana prasarana, biaya, dll
Menurut McMillan dan scumacher mengemukakan enam pendekatan dalam penelitian evaluative:
1.      Evaluasai beroroentasi tujuan
2.      Evaluasi beroroentasi pengguna
3.      Evaluasi beroroentasi keahlian
4.      Evaluasi berorientasi keputusan
5.      Evaluasi beroroentasi lawan
6.      Evaluasi berorientasi partisipan-neuralistik
F. Penelitian deskriptif
Klasifikasi yang pertama sering ditemui dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan ialah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian praeksperimen. Karena dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penelitian deskriptrif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian[10].
DAFTAR PUSTAKA

Cresswell, John W, 2008. Educational research. USA. Prentice hall
Gay, L.R,dkk, 2000. Educational research. USA. Prentice hall
Hasan, M Iqbal, 2003. Pokok-pokok materi metode penelitian dan aplikasinya. Bogor.
Ghalia Indonesia
Nazir,Moh, 2003. Metode penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia
Sukardi, 2005. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta. Bumi aksara
Sukmadinata, Nana syaodih, 2006. Metode penelitian pendidikan. Bandung.
PT Remaja rosdakarya
Suryabrata, sumadi, 1995. Metodologi penelitian. Jakarta. PT Raja grafindo persada
Thamrin, husni, 2008. Metodologi penelitian. Pekanbaru. Suska press
Http:// Tierta kasirin poenya.blogspot.com



[1] Sukardi, Metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2005),h. 13
[2] Sukardi, Ibid, h. 14
[3] Husni thamrin, Metodologi penelitian, ( Pekanbaru, Suska press, 2008),h. 34
[4] Sumadi suryabrata, Metodologi penelitian, (Jakarta: PT Raja grafindo persada, 1995),h. 35
[5] John W Creswell, Educational research,(United States Of America: Pearson education, 2008),h. 597
[6] Moh. Nazir, Metode penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2003),h. 63
[7] L.R Gay and peter airisian, Educational research, (United states of America, Prentice hall, 2000),h. 367
[8] M. Iqbal hasan, Pokok-pokok materi metode penelitian dan aplikasinya, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2003), h. 23
[9] Nana syaodih sukmadinata, Metode penelitian pendidikan, (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2006),h. 121
[10] Http:// Tierta kasirin poenya.blogspot.com.jenis-jenis penelitian pendidikan, (24 Maret 2010 pada 11:49 PM)

2 komentar: