Pages

Kamis, 10 Februari 2011

konselor dalam konseling

A.PENGERTIAN KONSELOR
Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses sertifikasi, asosiasi ini memberikan lisensi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Konselor bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tapi juga merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan (sering disebut Guru BP/BK atau Guru Pembimbing)

B.KEPRIBADIAN KONSELOR
Kepribadian konselor merupakan titik tumpu yang berfungsi sebagai penyeimbang antara pengetahuan mengenai dinamika perilaku dan keterampilan terapeutik. Ketika titik tumpu ini kuat, pengetahuan dan keterampilan bekerja secara seimbang dengan kepribadian yang berpengaruh pada perubahan perilaku positif dalam konseling. Namun,ketika titik tumpu ini lemah,yaitu dalam keadaan kepribadian konselor tidak banyak membantu,maka pengetahuan dan keterampilan konselolor tidak akan efektif di gunakan,atau akan di gunakan dalam cara-cara merusak.Kualitas kepribadian konselor ,pengetahuan mengenai prilaku dan keterampilan konseling ,masing-masing tidak dapat saling menggantikan.Kepribadian yang baik tetapi dengan kekurangan pengetahuan dan keterampilan ,ibarat seorang supir yang mengendarai mobil tidak aman.
Keyakinan bahwa kepribadian konselor merupakan kunci yang berpengaruh dalam hubungan konseling,akan tetapi kepribadian konselor tidak dapat mengganti kekurangan pengetahuan tentang perilaku dan keterampilan terapeutik.Pembentukan kualitas kepribadian tidak sama dengan proses perolehan pengetahuan tentang prilaku dan keterampilan terapeutik. Kualitas kepribadian berkembang dari perpaduan yang terjadi terus menerus antara genetika,konstitusi,pengaruh lingkungan dan cara-cara unik orang dalam memadukan semua itu sehingga menjadi pribadi yang khas.

C.KETERAMPILAN KONSELOR
Gibson dan Mitchell, menyebutkan ada empat keterampilan konseling yakni keterampilan komunikasi, keterampilan diagnostik, keterampilan memotivasi dan keterampilan manajemen.

Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi terdiri atas dua yakni keterampilan komunikasi nonverbal dan keterampilan komunikasi verbal. Gazda, Asbury, Balzer, Childers and Walters (dalam) Gibson dan Mitchell, membagi keterampilan komunikasi nonverbal atas empat keterampilan yakni perilaku komunikasi nonverbal mengggunakan waktu terdiri atas mengenali waktu dan prioritas waktu; perilaku komunikasi nonverbal menggunakan tubuh terdiri atas kontak mata, mata, kulit, postur tubuh, ekspresi wajah, tangan dan pergerakan lengan, perilaku diri, pengulangan perilaku, sinyal atau aba-aba, menarik perhatian; perilaku komunikasi nonverbal menggunakan media suara terdiri atas nada suara, kecepatan berbicara, kerasnya suara, gaya berbicara; dan perilaku komunikasi nonverbal menggunakan lingkungan terdiri atas pengaturan jarak, pengaturan seting fisik, terkesan mahal berlawanan dengan kesan jorok terdiri atas pakaian yang digunakan dan posisi dalam ruangan konseling.
Keterampilan komunikasi verbal yang penting adalah mendengar, memberi respon balikan dan mengajukan pertanyaan. Mendengar adalah persyaratan komunikasi verbal yang efektif. Cavaugh, menyatakan bahwa “listening is the basis of a counselor’s effectiveness”. Selanjutnya, dengan keefektifan mendengar maka akan dapat dilakukan respon balikan terhadap perilaku, perasaan, perhatian, aksi, ekspresi klien. Dalam mengajukan pertanyaan pun harus digunakan bentuk pertanyaan terbuka yang akan memberikan kesempatan klien untuk mengekspresikan perasaan, merinci pembicaraan dan memperoleh pemahaman baru.

Keterampilan Diagnostik
Keterampilan ini mensyaratkan konselor terampil dalam mendiagnosa dan memahami klien, memperhatikan klien, dan pengaruh lingkungan yang relefan. Konselor harus terampil dalam menggunakan pengukuran psikologi terstandar dan teknik non standar untuk mendiagnosa klien.

Keterampilan Memotivasi
Tujuan konseling biasanya untuk membantu perubahan perilaku dan sikap klien. Untuk memenuhi tujuan ini, seorang konselor harus mempunyai keterampilan memotivasi klien.

Keterampilan Manajemen
Yang termasuk keterampilan manajemen adalah perhatian terhadap lingkungan dan pengaturan fisik, pengaturan waktu, mengatur proses membantu klien bahagia, mengatur kontribusi konselor dalam proses konseling, mengenali dan bekerja dalam keprofesionalan seorang konselor. Menentukan poin dan metode mengakhiri konseling, tindak lanjut dan mengevaluasi merupakan tanggung jawab konselor.

D.KUALITAS KONSELOR
Karakteristik kualitas seorang konselor yang terkait dengan keefektifan konseling antara lain:




1.Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri (self knowlevdge)
Pengetahuan diri sendiri mempunyai makna bahwa konselor mengetahui secara baik tentang dirinya. Self knowledge penting karena :
• Mengetahui persepsi dirinya dengan baik cenderung untuk mengetahui persepsi diri klien yang sedang dibantu.
• Keterampilan konselor untuk memahami dirinya adalah keterampilan yang sama untuk memahami diri klien.
• Konselor yang telah memiliki keterampilan yang digunakan untuk memahami dirinya memungkinkan kosnelor dapat mengajarkannya kepada klien.
• Pengetahuan diri sendiri memungkinkan konselor merasakan dan berkomunikasi secara baik dengan klien dalam konseling.

Kualitas konselor yang tinggi tingkat pengetahuannya terhadap diri sendiri, menunjukan karakteristik sebagai berikut :
• Menyadari kebutuhannya
• Menyadari perasaannya
• Menyadari apa yang membuat cemas selama konseling, dan cara yang harus dilakukan untuk mengurangi kecemasan itu.
• Menyadari kelebihan dan kekurangan diri

2.Kompetensi (competence)
Kompetensi mempunyai makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu klien. Peranan seorang konselor adalah untuk mengajarkan semua kompetensi ini kepada klien. Oleh karena itu makin banyak kompetensi yang dimiliki, maka makin besar kemungkinan konselor dapat membantu klien baik secara langsung dan tidak langsung dalam memperoleh kopetensi hidup. Seorang konselor senantiasa berusaha menjadi lebih kompeten memiliki ciri-ciri :
• Secara berkelanjutan senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuan tentang perilaku dan konseling.
• Senantiasa mencari pengalaman-pengalaman hidup yang baru yang dapat membantunya meningkatkan kompetensi dan mempertajam keterampilannya.
• Senantiasa mencoba berbagai gagasan dan pendekatan dalam konseling.
• Senantiasa melakukan penilaian dalam setiap langkah konseling untuk mencapai keefektifan konseling.

3.Kesehatan psikologis yang baik
Kesehatan psikologis yang baik seorang konselor akan mendasari pemahaman perilaku dan keterampilan dan pada gilirannya akan mengambangkan satu daya positif dalam konseling. Karakteristik konselor yang memiliki kesehatan psikologi yang baik antara lain :
• Mencapai pemuasan kebutuhannya
• Tidak membawa pengalaman masa lalu dan masalah pribaddi di luar konseling ke dalam koneseling.
• Menyadari titik penyimpangan dan kelemahan yang dapat membantu mengenal situasi yang terkait dengan masalah.
• Tidak hanya mencapai kelestarian hidup, tetapi mencapai kehidupan dalam kondisi yang baik.

4.Dapat dipercaya (trustworthness)
Dapat dipercaya mempunyai makna bahwa konselor buka nsebagai satu ancaman bagi klien akan tetapi sebagai pihak yang emmberikan rasa aman. Alasan pentingnya konselor dapat dipercaya yaitu:
• Kepercayaan terhadap konelor dieprlukan dalam mencapai tujuan essensial konseling.
• Untuk memberikan jaminan kerahasiaan klien dalam konseling.
• Klien membutuhkan keyaknan untuk motivasi dan watak konselor.
• Pengalaman klien terhadap konsistensi, penerimaan, dan kerahasiaan konselor, akan membantu klien dalam mengembangkan rasa percaya yang lebih mendalam

Konselor yang dapat dipercaya memiliki kualitas sebagai berikut :
• Dapat dipercaya dan konsisten seperti menempati janji.
• Baik secara verbal maupun non-verbal menyatakan kerahasiaan kepada klien.
• Membuat klien tidak menyesal membuka rahasia dirinya.
• Bertanggungjawawab terhadap semua yang diucapkannya.

5.Kejujuran (Honest)
Kejujuran mutlak mempunyai makna bahwa seorang konselor harus terbuka, otentik, dan sejati dalam penampilannya. Kejujuran sangat penting karena :
• Transparasi atau keterbukaan memudahkan konselor dan kliennya berinteraksi dalam suasana keakraban psikologis.
• Kejujuran memungkinkan konselor untuk memberikan umpan balik yang belum diperhalus.
• Kejujuran konselor merupakan ajakan sejati kepada klien untuk menjadi jujur.
• Konselor dapat menjadi model bagaimana menjadi manusia jujur dengan cara-cara konstruktif.

Konselor yang benar-benar jujur memiliki kualitas :
• Memiliki kongruesi (kesesuaian) antara kualitas diri dengan penilaian pihak lain terhadap dirinya.
• Menyatakan bahwa kejujuran dapat menimbulkan kecemasan klien dan mempersiapkan untuk menghadapinya.
• Memiliki pemahaman yang jelas dan beralasan terhadap makna kejujuran.
• Mengenal pentingnya menghubungkan kejujuran positif dan kejujuran negatif.

6.Kekuatan atau Daya (Stregth)
Kekutan konselor mempunyai peranan yang penting dalam konseling karena memungkinkan klien merasa aman dalam konseling. Konselor dengan kekuatan yang baik memiliki kualitas sebagai berikut :
• Mampu mentapkan batasan yang beralasan dan mematuhinya untuk menetapkan hubungan yang baik dan menggunakan waktu dan tenaga secara efisien.
• Dapat mengatakan sesuatu yang sulit dan membuat keputusan yang tidak populer.
• Fleksibel dalam melakukan pendekatan dalam konseling.
• Dapat tetap menjaga jarak dengan klien, untuk tidak terbawa emosi yang timbul dalam waktu konseling.

7.Kehangatan (Warmth)
Kehangatan mempunyai makna sebagai satu kondisi yang mampu menjadi pihak yang ramah, peduli, dan dapat menghibur orang lain. Kehangatan diperlukan dalam konseling karena :
• Dapat mencairkan kebekuan suasana.
• Mengundang untuk berbagi pengalaman emosional.
• Memungkinkan klien menjadi hangat dengan dirinya sendiri.

Konselor yang memiliki kehangatan, menunjukan kualitas sebagai berikut :
• Mendapat kehangatan yang cukup dalam kehidupan pribadinya.
• Dapat membedakan kehangatan dan kelembaban.
• Tidak menakutkan dan membiarkan orang merasa nyaman dengan kehadirannya.
• Memiliki sentuhan manusiawi yang mendalam terhadap kemanusiaannya.

8.Pendengar yang aktif
Menjadi pendengar yang aktif bagi konselor sangat penting karena :
• Menunjukan dengan penuh kepedulian.
• Merangsang dan memberanikan klien untuk beraksi secara spontan terhadap konselor.
• Menimbulkan situasi yang mengajarkan.
• Klien membutuhkan gagasan-gagasan baru.

konselor sebagai pendengar yang baik memiliki kualitas sebagai berikut :
• Mampu berhubungan dengan orang-orang dari kalangan sendiri saja, dan mampu berbagi ide-ide perasaan, dan masalah yang sebenarnya bukan masalahnya.
• Menantang klien dalam konseling dengan cara-cara yang bersifat membantu.
• Memperlakukan klien dengan cara-cara yang dapat menimbulkan respon yang bermakna.
• Keinginan untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang dengan klien dalam konseling.

9.Kesabaran
Dalam konseling, konselor dapat membiarkan situasi-situasi berkembang secara alami, tanp memasukan gagasan-gagasan pribadi, perasaan, atau nilai-nilai secara prematur. Konselor yang sabar memiliki kualitas sebagai berikut :
• Memilik toleransi terhadap ambiguitas.
• Mampu berdampingan dengan klien dan membiarkanya untuk mengikuti arahnya sendiri meskipun mungkin konselor mengetahui ada jalan yang lebih singkat.
• Tidak takut akan pemborosan waktu dalam minatnya terhadap pertumbuhan klien.
• Dapat mempertahankan tilikan dan pertanyaan yang akan disampaikan dalam sesi dan digunakan kemudian.

10.Kepekaan (Sensitivity)
Kepekaan mempunyai makna bahwa konselor akan kehalusan dinamika yang timbul dalam diri klien dan konselor sendiri. Konselor yang memiliki kepekaan menunjukan :
• Peka terhadap reaksi dirinya sendiri.
• Mengetahui bagaimana, dimana, dan berapa lama melkukan penelusuran klien.
• Mengajukan pertanyaan dan mengaitkan informasi yang dipandang mengancam oleh klien degan cara-cara yang arif.
• Peka terhadap hal-hal yang mudah tersentuh dalam dirinya.

11.Kebebasan
Konselor yang mimiliki kebebasan mampu memberikan pengaruh secara signifikan dalam kehidupan klien, smabil meninggalkan kebebasan klien untuk menolak pengaruh itu. kebeasan konselor nampak dalam kualitas sebagai berikut :
• Menempatkan nilai tinggi terhadap kebebasan dalam hidupnya.
• Dapat membedakan antara manipulasi dan edukasi dalam konseling.
• Memahami perbedaan antara kebebasan yang dangkal dengan yagn sesungguhnya.
• Mencoba dan mengahargai kebebasan yang benar dalam hubungan konseling.

12.Kesadaran Holistik atau Utuh
Pendekatan holistik dalam konseling mempunyai makna bahwa konselor menyadari keseluruhan orang (klien) dan tidak mendekatinya dengan meneropong dari satu aspek tertentu saja. Konselor yang memiliki kesadaran holistik yang ditandai dengan kualitas :
• Sangat menyadari akan dimensi kepribadian dan kompleksitas keterkaitannya.
• Mencari konsultasi secara tepat dan membuat rujukan secara cerdas.
• Sangat akrab dan terbuka terhadap berbagai teori tentang prilaku dan bahkan mungkin memiliki teori tersendiri.
• Suatu hal yang sering menghambat konselor untuk memiliki kesadaran holistik adalah kegelisahan konselor dan sifat kesombongan yang menonjol,yang tidak membiarkan mereka mengakui bahwa terdapat dimensi seseorang yang tidak memenuhi syarat,baik dalam derajat akademis maupun pengalaman untuk di hadapi.

E.HAL-HAL YANG HARUS DIEPERHATIKAN OLEH KONSELOR PEMULA
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh konselor pemula agar menjadi kompetensi antara lain :
1.Kesehatan psikologis
Kesehatan psikologis konselor mempunyai peranan penting bagi keefektifan konselor.Namun,bagi konselor pemula,harus di sadari bahwa konselor pemula tidak mutlak harus menjadi teladan kesehatan psikologis klien.

2.Merugikan klien
Konselor pemula sering merasa khawatir apabila konseling dapat merugikan klien. Pada saat awal, kemungkinan itu bakal tejadi akan tetapi secara perlahan seyogyanya konselor pemula dapat belajar untuk memperbaiki tindakannya dalam konseling

3.Tanggung jawab konselor
Sesungguhnya konselor bertanggung jawab terhadap proses konseling, akan tetapi hal-hal yang terjadi di luar konseling bukan merupakan tanggung jawabnya

4.Kepedulian dan penerimaan
Kepedulian dan penerimaan tanpa pamrih merupakan hal yang harus di kembangkan oleh konselor dalam konseling.Hal ini membuat konselor pemula senantiasa berusaha untuk melakukan kepedulian dan penerimaan terhadap klien. Konselor pemula selalu merasa khawatir apabila tidak mampu melalukan hal itu

5.Kurang pengalaman
Pengalaman dalam konseling merupakan salah satu aspek yang penting.Konselor pemula memang sering kali merasa kurang dalam pengalaman.Akan tetapi hal ini bisa di atasi dengan meminta bantuan dari supervisornya ataupun seniornya

6.Kegagalan
Konselor pemula sering kali merasa khawatir akan kegagalan yang menanti.Hal ini masih dapat di kategorikan wajar.Oleh karena itu di himbau para konselor pemula untuk berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya dalam konseling

7.Kesulitan tersembunyi
Ada sejumlah kesulitan tersembunyi dalam konseling yang di sadari oleh semua konselor,terutama konselor pemula, antara lain :
• Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini
• Lebih banyak mengajar dari pada menciptakan hubungan
• Penerimaan yang berlebihan
• Menampilkan masalah konseling kepada yang tidak berpengalaman
• Kecenderungan untuk menampilkan ”kepribadian konseling”
• Merenungkan setelah sesi yang sulit

F.KEARIFAN SEBAGAI SATU KUALIATAS KEPRIBADIAN KONSELOR
Dalam perkembangan terkini, disamping karakteristik sebagaimana dikemukakan diatas, para pakar mengemukakan bahwa kearifan merupakan satu fundamental kepribadian konselor effektif. Kearifan dapat didefiniskan sebagai satu perangkat ciri-cri kognitif dan affektif tertentu yang secara langsung terkait pada pemilikan dan perkembangan keterampilan dan pemahaman hidup yang diperlukan untuk kehidupan yang baik, pemenuhan, penyesuaianyang effektif, dan tilikan kepada hakekat diri, orang lain, lingkungan, dan interaksi antar pribadi.
Hanna dan Otens menyatakan, bahwa kualitas manusia termasuk kearifan, merupakan gambaran konselor efektif, sebagai lawan dari konselor yang kurang efektif. Mereka menyarankan agar kearifan di perhitungkan dalam hal membedakan antara konselor yang efektif dengan knselor yang tidak efektif.Saran ini di dasarkan pada karya-karya sejumlah peneliti di bidang kecerdasan dan perkembangan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar