Pages

Kamis, 10 Februari 2011

FACEBOOK TERUS TEBARKAN ANCAMAN TERHADAP PELAJAR

FACEBOOK TERUS TEBARKAN ANCAMAN TERHADAP PELAJAR


Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling bergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk dapat menyampaikan maksud dan tujuannya maka manusia perlu berkomunikasi. Era globalisasi sekarang yang didukung oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi tepat guna, telah menghadapkan dunia pada era informasi dan komunikasi. Berbagai produk teknologi bermunculan sebagai alat penyebaran Informasi dan berkomunikasi. Internet adalah salah satu teknologi Informasi dan komunikasi yang sering di gunakan manusia.
Seiring berjalannya waktu banyak situs-situs baru yang bermunculan di internet. Salah satunya adalah situs yang lebih bersifat sosial yakni situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial adalah situs yang memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.
Pada tahun 2002 muncul situs jejaring sosial yang bernama friendster kemudian di ikuti situs sejenisnya seperti Myspace, Multiply, Tagged, Meetup, Linkedin dan pada tahun 2004 jutaan lebih orang sudah dibuat “mabuk kepayang” dengan salah satu jejaring pertemanan terbuka yang disebut facebook. Jika dalam lima tahun terakhir jejaring pertemanan yang paling diminati adalah friendster, maka kini perlahan-lahan orang mulai meninggalkan friendster dan beralih ke facebook.

Tahun 2007 sebenarnya facebook sudah mulai digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Namun facebook baru menjadi booming di negara kita mulai pertengahan tahun 2008 lalu hingga saat ini. Facebook seperti jaringan MLM yang menghubungkan seseorang dengan orang lain melalui dunia maya. Pada facebook kita bisa mencari teman-teman lama yang tentunya juga harus sudah mempunyai facebook. Bisa saling bertukar cerita, bisa meng-upload foto-foto lama maupun baru, bisa mengirim email bahkan untuk chatting pun sudah dapat dilakukan disini. Semakin hari facebook semakin berkembang dengan sangat pesat. Hal ini tidak terlepas dari banyak manfaat dan multi-fungsi yang dimiliki oleh facebook. Tidak hanya dimanfaatkan untuk mencari teman, facebook juga digunakan untuk wadah berbisnis atau beriklan serta berkampanye.

Terlepas dari itu semua ternyata penciptaan Facebook banyak menimbulkan dampak yang negative. Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial facebook bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Selain itu Menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology. “…Para pengguna facebook atau friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan). Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh…”. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan -rekan. Menurut sebuah penelitian, pengguna Facebook di dominasi oleh kalangan Remaja yakni sekitar 61,1%, oleh sebab itu dampak negative banyak menyerang remaja yang mayoritas adalah pelajar. Dampak yang sangat nyata yakni berkurangnya waktu belajar siswa yang kemudian dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Facebook syndrome terus menghantui kalangan Pelajar Indonesia. Keinginan menggunakan Facebook bagaikan virus yang terus menyebar dalam diri Pelajar. Otomatis ketika banyak waktu di alokasikan kepada Penggunaan Facebook, waktu belajar siswa akan semakin berkurang bahkan bisa saja Pelajar cenderung berfacebook-an di bandingkan belajar. Penurunan motivasi belajar siswa tentu saja sangat memiliki kaitan dengan prestasi belajar siswa. Jika motivasi atau keinginan siswa untuk belajar rendah maka yang terjadi adalah prestasi mereka juga akan mengalami penurunan. Hal inilah yang sangat menghawatirkan dalam dunia pendidikan Indonesia pada saat sekarang ini.
Semua elemen masyarakat seharusnya lebih tanggap dan serius dalam menanggapi penyalahgunaan fungsi facebook khususnya di kalangan pelajar. Tidak ada pelarangan apabila penggunaan facebook di lakukan semsetinya, yakni dalam artian adanya manajamen waktu dan menghindari pola ketergantungan terhadap Facebook. Penggunaan facebook secara berlebih-lebihan dan pola ketergantungan inilah yang kemudian bisa mengakibatkan penurunan motivasi belajar siswa. Segala bentuk permasalahan seperti itu harus dengan cepat di tangani, dalam hal ini peran Orang tua, Sekolah maupun diri sendiri sangat menentukan.
Pertama, Orang tua. Di zaman yang serba canggih seperti saat sekarang ini semua manusia di tuntut mengikuti pola perkembangan yang terjadi (Dinamis), sudah seharusnya orang tua mampu menguasai teknologi seperti Internet. Dengan adanya pemahaman tentang internet maka setidaknya orang tua mampu mengetahui bahaya yang dapat di timbulkan dari penggunaan Internet (Facebook). Orang tua juga dapat menasihati anak dari hati ke hati. Memang tidak mudah untuk mengubah pola perilaku anak, tetapi apabila nasihat di lakukan dengan pola pendekatan yang sesuai maka setidaknya nasihat yang di berikan dapat menyentuh diri anak dan bisa terjadi perubahan sikap. Orang tua seharusnya tidak menggunakan pola Konservatif seperti kekerasan dalam menasihati anak. Karena pada umumnya usia remaja merupakan usia yang sangat rentan terhadap konflik terlebih lagi ketika mereka merasa di perlakukan semena-mena. Orang tua harus mampu mengontrol apa saja yang di kerjakan oleh anak. Ketika orang tua mampu membuat sebuah kebijakan maka harus di sertai pengawasan terhadap pola pergerakan kebijakan tersebut.
Kedua, sekolah. Sekolah merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Pendidikan formal. Menurut pola pembelajaran sekarang bahwa Sekolah bukan hanya di jadikan sebagai tempat transfer Pengetahuan, tetapi internasilasai nilai-nilai Kehidupan kepada peserta didik. Banyak hal yang bisa di lakukan oleh sekolah dalam menanggulangi permasalahan yang di timbulkan oleh Facebook. Sekolah di tuntut kreatif dan Inovatif dalam melakukan pendekatan kepada peserta didik. Berbagai kegiatan positif dapat di lakukan oleh pihak sekolah, seperti penyelenggaraan seminar tentang dampak Negatif dari Facebook. Penanggulangan permasalahan yang di timbulkan akibat Facebook dapat di lakukan oleh semua elemen sekolah khususnya Guru Pembimbing/ Guru BK. Guru pembimbing harus mampu menuntun Peserta didik ke arah yang lebih baik. Salah satu layanan yang dapat di berikan adalah layanan Informasi berkenaan dengan Bimbingan pribadi, belajar dan sosial yang menyangkut tema dampak negative dari facebook. Selain itu sekolah dapat membuat sebuah regulasi yakni pelarangan membawa Handphone ke sekolah. Telah di jelaskan di atas bahwa ketika Regulasi telah di tetapkan maka harus di sertai pengawasan terhadap regulasi dan perlu adanya sanksi tegas bagi siswa yang melanggar kebijakan tersebut.
Ketiga, diri sendiri. Sehebat apapun orang menasihati dan sebanyak apapun informasi yang di berikan tidak akan berhasil apabila tidak ada keinginan untuk mengubah diri. Pelajar di harapkan menanamkan prinsip sensitivitas. Segala bentuk bantuan yang di berikan kepada diri harus di jadikan bahan Introspeksi. Pertanyaan-pertanyaan yang di tujukan kepada diri, seperti Benar apa tidak yang saya kerjakan ? , bermanfaat apa tidak yang saya lakukan?, kerugian apa yang di timbulkan dari kegiatan yang saya lakukan? Merupakan internaliasasi kalimat-kalimat positif yang dapat di lakukan pelajar. Salah satu teknik yang dapat di lakukan adalah teknik bercermin. Individu dapat memainkan peranan yang berbeda dalam satu orang. Ketika pertanyaan-pertanyaan di atas di ajukan maka individu itu sendiri yang akan menjawabnya. Pelajar harus mampu menjawab pertanyaan tersebut seobjektif mungkin. Pemikiran Operasional formal yang di miliki kalangan pelajar setidaknya mampu menuntun mereka berfikir secara abstrak yakni siswa harus mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi apabila penggunaan facebook di lakukan secara berlebih-lebihan.
Secara teoritis pencapaian maksimal prestasi belajar akan dapat tercapai apabila Siswa memiliki motivasi belajar penuh. Setidaknya tugas Siswa adalah belajar, oleh sebab itu kegiatan belajar harus menjadi prioritas utama bagi para Siswa. Penggunaan Facebook tidak di larang apabila masih di lakukan dalam batasan yang wajar. Salah satu tujuan Pendidikan yakni membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas tidak akan bisa tercapai jika tidak ada perubahan pola perilaku ke arah yang lebih positif.














IDENTITAS DIRI

NAMA : EKO SUJADI
TTL : TANJUNG PINANG, 18 JULI 1991
ALAMAT : PERUMAHAN PARADISE GARDEN REGENCY KAB. KAMPAR
PEKERJAAN : MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING UIN SUSKA RIAU
NO HP : 085272222331
ALAMAT E-MAIL : ecko_keyenz_uin@yahoo.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar