KORELASI ANTARA KONDISI EKONOMI ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VIII SMP N 34 PEKANBARU
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui Bimbingan, Pengajaran, dan/latihan bagi peranannya di masa yang akan datang[1]. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan tinggi dari sekedar untuk tetap hidup. Untuk pembangunan di bidang pendidikan, sebagaimana dijelaskan dalam GBHN 1999 antara lain menetapkan pokok-pokok kebijakan yang singkat, yaitu (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju manusia Indonesia yang berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti, (2) memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, (3) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Persoalan pendidikan yang masih terjadi pada saat sekarang adalah persoalan yang sangat kompleks, salah satunya dimana orangtua siswa dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut dengan kondisi Ekonomi yang akan digunakan untuk menopang kelangsungan pendidikan anak. Melalui proses pendidikan yang bermutu dan tepat potensi anak dapat berkembang secara maksimal dan dapat dihasilkan sumberdaya manusia masa depan yang berkualitas dan mampu memecahkan persoalan–persoalan hidupnya dimasa mendatang. Masalah kondisi ekonomi Orang tua pada akhirnya akan menimbulkan masalah bagi orangtua untuk menentukan kelancaran proses Pendidikan anak. Masalah tersebut diatas merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi anak berprestasi.
Struktur ekonomi adalah keseluruhan kekayanaan alam, alat produksi, organisasi produktif yang sedang di eksploitasi, serta sifat-sifat Psikis, intelek dan fisik penduduk, sepanjang hal-hal itu secara langsung dapat berguna untuk kesejahteraan hidup[2]. Menurut Gerungan, keadaan ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak, apabila diperhatikan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di keluarganya itu lebih luas, ia akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada prasarananya. Oleh sebab itu Dengan keadaan Ekonomi orang tua yang baik seharusnya anak memiliki Motivasi berprestasi yang baik juga.
Menurut Santrock, Motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah dan kegigihan perilaku[3]. Menurut Saleh Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan[4]. Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan Individu[5]. Menurut M Utsman Najati, Motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu[6]. Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkanbahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan).
Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi, Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar hidup manusia terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan untuk makan, minum, berpakaian dan tempat tinggal, kebutuhan keamanan seperti kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, dan mendapatkan jaminan hidup, kebutuhan sosial seperti kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, berkelompok, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kebutuhan akan harga diri seperti kebutuhan memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, prestasi, penghargaan, dan pengakuan, serta kebutuhan akan aktualisasi diri seperti kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan dan kekaguman.
Menurut Maslow manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas seratus persen. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi, individu tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi berusaha untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya, seperti kebutuhan keamanan seperti kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan, kebutuhan sosial seperti kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri seperti kebutuhan akan kehormatan, pujian dan prestasi, dan seterusnya. Sementara itu McClelland, mengemukakan bahwa di antara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga macam kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan untuk memperoleh makanan. Selanjutnya Atkinson, mengemukakan bahwa di antara kebutuhan hidup manusia, terdapat kebutuhan untuk berprestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan dan berusaha untuk melakukan suatu pekerjaan yang sulit dengan cara yang baik dan secepat mungkin, atau dengan perkataan lain usaha seseorang untuk menemukan atau melampaui standar keunggulan.
Motivasi berprestasi menurut McClelland, adalah motivasi yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian. Sedangkan menurut Heckhausen, motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri individu yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan.
Berdasarkan Observasi awal yang Penulis lakukan di SMP N 34 Pekanbaru, masih di dapati Siswa yang cenderung tidak memiliki Motivasi Berprestasi, seperti kurangnya Motivasi belajar siswa apabila di berikan tugas dengan tingkat kesulitan sedang, kurangnya Motivasi apabila di berikan tugas terlalu banyak, kepercayaan diri yang rendah, dan kurang tekun. Permasalahan-permasalahan di atas sangat bertolak belakang dengan apa yang di harapkan oleh semua Pihak terutama Orang tua Siswa dan Lembaga Pendidikan itu sendiri. Hal ini tentunya harus mendapat perhatian yang lebih dan di cari jalan keluarnya agar di kemudian hari tidak timbul masalah-masalah yang lain.
Berdasarkan Fenomena di atas maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah Penelitian dengan judul: Korelasi Antara Kondisi Ekonomi Orang Tua Dengan Motivasi Berprestasi Siswa SMP N 34 Pekanbaru.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Adakah Korelasi antara Kondisi Ekonomi orang tua dengan Motivasi berprestasi Siswa SMP N 34 Pekanbaru ?
2. Bagaimanakah Motivasi Berprestasi Siswa SMP N 34 Pekanbaru?
C. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian
Waktu penelitian ini adalah setelah judul ini di terima atau setelah seminar proposal penelitian. Adapun penelitian ini akan di lakukan di SMP N 34 Pekanbaru.
2. Subjek dan Objek penelitan
Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMP N 34 Pekanbaru. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah Korelasi antara Keadaan Ekonomi orang tua dengan Motivasi Berprestasi Siswa.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu kita tentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 34 Pekanbaru yang berjumlah 118 Orang Siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Mengingat sampel dalam Penelitian ini terlalu besar maka akan di lakukan pengambilan sampel sebanyak 50% dari 118 orang Siswa atau sekitar 59 Orang Siswa dari 3 kelas. Sampel di ambil dengan menggunakan teknik Sampling sampling bertujuan (Purposive sampling)
4. Teknik Pengambilan Data
a. Angket
Penulis membuat pertanyaan secara tertulis yang di ajukan dan di sebarkan kepada keseluruhan Populasi yakni sebanyak 59 Orang Siswa. Angket berisi Indikator-indikator pada Objek penelitian yang telah di tentukan.
b. Dokumenter
Diperoleh dari pihak-pihak sekolah terkait, seperti kepala sekolah untuk memperoleh data tentang sejarah dan perkembangan sekolah, tata usaha untuk memperoleh data-data sarana dan prasarana sekolah, keadaan siswa dan guru serta masalah-masalah yang berhubungan dengan administrasi sekolah yaitu berupa arsip dan tabel-tabel yang didapat dari kantor Tata Usaha SMP N 34 Pekanbaru.
5. Teknik Analisis data
Analisis data yang di gunakan untuk mengetahui Hubungan antara Keadaan Ekonomi orang tua dengan Motivasi berprestasi Siswa adalah dengan menggunakan Korelasi koefisien Kontingensi (Contingensi Coefficient Correlation). Cara perhitungannya dengan menggunakan Program SPSS 16.0 for Windows.
DAFTAR PUSTAKA
Bouman, PJ, 1976. Sosiologi Pengertian dan masalah. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Hamalik, Oemar, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi aksara.
Robbins , Stephen P, 2002. Prinsip-prinsip perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Saleh , Abdul Rahman, 2008. Psikologi suatu pengantar dalam perspektif Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, Jhon W, 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada media Group.
[1] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Bumi aksara, 2008),h., 2
[2] PJ Bouman, Sosiologi Pengertian dan masalah, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1976),h.116
[3] Jhon W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2008),h.510
[4] Abdul Rahman Saleh, Psikologi suatu pengantar dalam perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2008),h. 182
[5] Stephen P Robbins, Prinsip-prinsip perilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2002)., h. 55
[6] Abdul Rahman Saleh, Ibid., h. 182
Tidak ada komentar:
Posting Komentar