Pages

Senin, 25 Februari 2013

KONSELING PSIKOANALISIS KLASIK (KOPSAK)


BAB I
PENDAHULUAN


Teori konseling merupakan upaya untuk menjelaskan proses melalui mana seperangkat kegiatan konseling dimulai, berkembang dan berakhir. Teori konseling dapat melayani sejumlah fungsi; sebagai seperangkat pedoman untuk menjelaskan cara-cara manusia belajar, berubah, dan berkembang; mengusulkan suatu model perkembangan normal dan bentuk-bentuk ekspresi gangguan perilaku; dan apa yang perlu dilakukan dan dapat diharapkan pada proses konseling. Singkatnya, teori konseling merupakan peta proses konseling, serta apa yang harus dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam proses konseling untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konseling, kita selalu membutuhkan teori sebagai kerangka kerja guna

Konsep dasar Manajemen dan Permasalahannya


BAB I
PENDAHULUAN

Konsep dasar manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip Manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik disadari ataupun tidak disadari. Ilmu Manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan

Ontologi, epistemologi dan aksiologi Bidang Bimbingan Beragama dalam Bimbingan dan Konseling


BAB I
PENDAHULUAN

Secara kodrati, manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk religius yang memiliki keeksistensiannya dan hidup secara bersama-sama. Manusia juga dilahirkan sebagai makhluk monopluralis yang berunsurkan jasad dan ruh dengan disertai akal dan hati nurani dan hawa nafsu. Kesemuanya itu  menuntut adanya tanggung jawab yang harus dipikulnya.  Oleh karena itu, dengan bimbingan dan konseling dimaksudkan agar manusia mampu memahami potensi-potensi insaniahnya, dimensi-dimensi kemanusiaanya, termasuk memahami berbagai persoalan hidup dan mencari alternati pemecahannya. Dengan pemahaman ajaran-ajaran Islam, secara preventif dapat

Perhatian dan Pembelajaran Perceptual



BAB I
PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah suatu perbuatan yang kompleks (a highly complexion process). Disebut kompleks karena dituntut adanya kemampuan profesional, personal, dan sosio kultural secara terpadu dalam proses belajar- mengajar. Dikatakan kompleks juga karena mengandung unsur-unsur seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai, dan keterampilan dalam proses belajar-mengajar. Segala bentuk kompleksitas tersebut harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 3 dijelaskan bahwa:Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Untuk mencapai tujuan tersebut seharusnya guru menggunakan banyak strategi dalam proses pembelajaran. Strategi tersebut setidaknya mampu mendorong anak untuk berkreativitas dan mampu mengembangkan potensi anak. Oleh sebab itu guru dituntut mampu menyesuaikan materi ajar dengan strategi pembelajaran yang digunakan.
Salah satunya yaitu tentang pentingnya perhatian dan pembelajaran perseptual. Perhatian sendiri adalah mempusatkan/memfokuskan perilaku mental hanya pada satu objek dan objek lain disingkirkan, persepsi sendiri dimaknai sebagai proses pengorganisasian, pengintrepetasian, terhadap stimulus yang diinderanya sehingga menjadi sesuatu yang berarti.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pendengaran Dikotik dan perhatian
Penelitian tentang kapasitas perhatian sering dikaitkan dengan tugas yang cenderung saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satu dari penelitian ini adalah tugas mendengar yang terpisah (Dichotic listening task). Dalam

BAHASA: PSIKOLOGI BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN


Manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dapat membuktikan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain.
Semua manusia yang normal dapat menguasai bahasa, sebab sejak manusia lahir telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempelajari bahasa dengan sendirinya. Hal ini terlihat bahwa manusia tidak memerlukan banyak usaha untuk berbicara. Orang yang dalam jangka waktu yang lama terus menerus mendengar ucapan suatu bahasa, biasanya ia akan bisa mengucapkan bahasa tersebut tanpa adanya instruksi khusus atau direncanakan.
Pembelajaran bahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia sebagai pencapaian fitrah. Walaupun menurut teori manusia dapat berbahasa hanya dengan melihat bagaimana orang berkomunikasi